Kendati begitu, hasil memilukan tanpa bikin sebuah gol pun tidak membuatnya patah arang. "Saya merasa beruntung bisa hadir di Piala Dunia U-20, di sebuah turnamen yang terkenal sebagai tempat lahirnya bintang-bintang dunia. Saat itu, saking bangganya kita semua tak pernah menolak apa yang diperintahkan pelatih dalam berlatih," ucapnya.
Kehadiran Indonesia di Piala Dunia U-20 sendiri sedikit berbau keberuntungan. Arab Saudi sebagai juara Asia U-19 pada 1978 mengundurkan diri sebagai wakil Asia, sehingga timnas sebagai semifinalis naik menjadi pengganti. Indonesia hadir sebagai wakil Asia bersama Korea Selatan dan Jepang.
Kala itu Almarhum Ali Sadikin sebagai Ketua Umum PSSI menunjuk mantan pemain timnas Soetjipto, yang baru saja pulang dari Jerman Barat mengikuti kursus pelatih yang diselenggarakan oleh FIFA.
Pada Kamis (28/7) lalu, Bambang hadir di Stadion GBK saat timnas Merah Putih melumat Turkmenistan dalam laga kualifikasi Zona Asia menuju Piala Dunia 2014 di Brasil.
Perawakan Bambang masih terlihat kokoh dalam usianya sekarang. Perutnya tidak membuncit, dan ditambah kumis tebalnya, Bambang yang kelahiran Banjarmasin ini terkesan tetap enerjik.
Banyak wartawan cukup memanggilnya coach, karena figur ini memang pernah berjaya membawa skuad wartawan Jakarta juara dalam turnamen Sepak Bola Se-Jawa pada 1999. Sekarang Bambang menjadi pelatih di klub Jakarta FC 1928.
Ditengah hiruk-pikuk kegembiraan tim Merah Putih lolos ke fase ketiga kualifikasi Piala Dunia 2014, ingatan Bambang kembali mengelana kemasa 32 tahun silam sebagai sosok yang pernah mewakili jutaan penduduk Indonesia. Sebuah kebanggaan yang benar-benar tinggi karena hingga saat ini peristiwa itu belum bisa lagi dirasakan oleh timnas Indonesia.