Mohon tunggu...
Dedi AnaSetiawan
Dedi AnaSetiawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Bahasa dan Sastra Arab UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

حَيَّ سِيرُو افِى حُطَاه فَالجِنَانُ كَانَت مُنَى

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ancaman Politik Identitas bagi Ormas Islam NU dan Muhammadiyah

5 Juli 2023   07:07 Diperbarui: 5 Juli 2023   07:10 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Politik identitas yang berlebihan akan dapat menimbulkan perbedaan pendapat dan konflik antar ormas Islam, termasuk antara NU dan Muhammadiyah. Ketika politik identitas lebih diutamakan daripada semangat inklusivitas dan persatuan, tentunya polarisasi dan konflik dapat muncul di antara organisasi-organisasi ini. Hal ini dapat merusak hubungan antar ormas dan mengganggu kerjasama dalam membangun masyarakat yang lebih baik.

Terlalu banyak fokus pada politik identitas dapat mengalihkan perhatian dari masalah sosial masyarakat yang mendesak dan menantang. Jika NU dan Muhammadiyah terlibat benturan politik identitas, mereka bisa kehilangan fokus dalam tujuan awal pada upaya meningkatkan kesejahteraan umat dan masyarakat. Hal ini dapat menghambat peran mereka sebagai agen perubahan positif dalam masyarakat.

Penting bagi NU dan Muhammadiyah untuk mengenali beberapa ancaman ini dan mengambil tindakan yang tepat untuk melawannya. Ini termasuk mempromosikan dialog, toleransi, inklusivitas dan kerja sama dengan organisasi keagamaan dan kelompok lain untuk membangun masyarakat yang harmonis, adil dan setara.

NU dan Muhammadiyah adalah dua ormas Islam terbesar di Indonesia yang memiliki komitmen kuat terhadap persatuan, toleransi, dan inklusi. Kedua organisasi tersebut telah secara resmi menyatakan penentangan mereka terhadap politik identitas yang ekstrem atau terpolarisasi. Mereka berusaha untuk mempertahankan kerangka inklusif dan mempromosikan persaudaraan di antara umat Islam dan masyarakat pada umumnya.

Kedua ormas islam ini memahami bahwa politik identitas yang ekstrim dapat membahayakan persatuan umat dan pastinya menimbulkan konflik di masyarakat. Kedua organisasi menjunjung tinggi prinsip-prinsip Islam inklusif seperti toleransi, perdamaian dan keadilan sosial. Mereka berkomitmen untuk membangun masyarakat yang harmonis yang menghargai keragaman identitas dan mempromosikan kesatuan manusia.

Dalam konteks politik identitas, NU dan Muhammadiyah membela Islam moderat dan menolak retorika ekstrimis yang menggunakan agama untuk memecah belah masyarakat. Tujuannya adalah untuk mempromosikan dialog antaragama, meningkatkan kesadaran akan pentingnya inklusivitas, dan menghindari konflik melalui politik identitas yang ekstrim.

Menghadapi tantangan politik identitas, NU dan Muhammadiyah memainkan peran penting dalam memperkuat persatuan dan mempromosikan nilai-nilai Islam moderat. Menolak politik identitas yang berbahaya, kedua organisasi ini berjuang untuk membangun masyarakat yang saling menghormati.

Politik identitas dipandang sebagai ancaman besar dalam pemilu Indonesia 2024. Politik identitas adalah alat politik yang mengeksploitasi perbedaan identitas, seperti agama, etnis, ras atau jenis kelamin, untuk mendapatkan dukungan politik atau mempolarisasi masyarakat. Politik identitas dapat berimplikasi kompleks bagi organisasi NU dan Muhammadiyah. Sementara politik identitas yang bijaksana dapat memperkuat kesadaran, solidaritas, dan peran organisasi dalam mempromosikan nilai-nilai Islam, politik identitas yang ekstrim atau eksklusif dapat melemahkan persatuan, toleransi, dan kerja sama dengan pihak lain. Oleh karena itu, penting bagi NU dan Muhammadiyah menjaga keseimbangan yang tepat dalam menggunakan politik identitas untuk membela kepentingan umat dan masyarakat secara inklusif dan harmonis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun