Ternyata kondisi perjalannya semakin parah. Waktu tempuhnya semakin panjang, yakni menjadi sekitar 9 jam dengan menggunakan jalur yang sama dengan sekitar 8 tahunan yang lalu.Â
Alhamdulillah, itu pun tidak ada hambatan yang cukup berarti selama dalam perjalanan seperti kemacetan, Â kecelakaan dll. Kalau ada, maka bisa dipastikan waktu tempuh perjalanan akan semakin lama (lebih dari 9 jam).
Pada hal jalan sepanjang sekitar 325 km ini adalah juga infrastruktur jalan nasional yang sangat bisa menggerakan perekonomian hingga ke lapisan yang paling bawah. Sangat berbeda perlakuannya terhadap infrastruktur jalan tol, yang belum tentu dinikmati oleh seluruh orang.
Akibatnya terjadi perebutan luas lahan atas jalur jalan yang terbatas ini dengan berbagai moda transportasi. Mulai dari bis AKAD, AKAP (Patas, Ekonomi, Super Executive, bis mini, bis kota), Angkot, Angdes, truk (tronton, gandeng, konteiner, engkel), pick up, sepeda motor, andong, sepeda angin/pancal (anak sekolah), becak, bentor dsb.Â
Luas/lebar jalan yang terbatas ini semakin sempit karena ada kenderaan yang parkir seenaknya (syukur-syukur di pinggir atau di bahu jalan), pedagang asongan di setiap prapatan/pertigaan TL, Pak Ogah yang katanya "membantu" kenderaan lain untuk mutar balik di u-turn, di pertigaan atau prapatan jalan desa/kampung.Â
Jalan di beberap tempat juga sebagian digunakan untuk lahan jemuran padi/gabah serta gilingan padi berjalan (portable).
Karena luas lahan yang tidak bertambah sementara jumlah kenderaan semakin banyak, ini yang membuat waktu tempuh menjadi tambah lama. Semua kenderaan berebut tempat di lahan/jalan yang sama. Akibatnya kecepatan kenderaan di saat tertentu hanya bisa dipacu maksimal sekitar dalam kecepatan 60 km/jam.Â
Dan kalau sudah ketemu truk gandeng, tronton dan kenderaan berat lainnya, kecepatan kenderaan yang dibelakangnya terpaksa mengikuti truk tersebut dengan kecepatan sekitar 20 km/jam.Â
Mau disalip atau didahului juga sulit sebab dari arah berlawanan kondisinya juga sama, dan hanya tersedia dua jalur meski statusnya jalan nasional. Dan kesempatan untuk memacu kenderaan secara maksimal hampir tidak bisa sakingnya banyaknya kenderaan di jalan.