Mohon tunggu...
Dedi Ems
Dedi Ems Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Various organizations during school and college. highest position General Secretary of the Student Senate of the Faculty of Economics, Andalas University. working experience at BRI starting from staff until reaching twice as Head of BRI Branch (Padangpanjang and Sampang). And various Section Heads at Regional Offices and Inspection Offices in several BRI Regional Offices / Kanins.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Maunya Menikmati Tol Surabaya-Kartasura-Surabaya [4]

3 Februari 2019   10:15 Diperbarui: 3 Februari 2019   12:54 7906
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh karena tanggal 20 Januari 2019 hampir seharian nyetir, karena kecapekan tidurnya jadi pulas sekali. Akibatnya bangun pagi  tanggal 21 Januari 2019 agak telat, yakni setelah mendengar suara azan Shubuh dari mesjid dekat rumah. 

Setelah semua kewajiban sebagai ummat selesai dikerjakan, mulai bersih-bersih mobil. Saat lagi asyik bersih-bersih, ketemu hasil print out struk bayar tol yang keluar dari mesin EDC yang ada di pintu tol di laci kecil mobil. Ternyata bayar tolnya dari Warugunung hingga Colomadu sebesar Rp. 220.000,-.  

Baru tersadar. Ups....! Karena semua transaksi di tol adalah non-tunai melalui kartu tol. Saat kita membayar biaya tol, tinggal nge-tap saja di mesin EDC. Setelah mengambil hasil print out struk-nya, dan menyimpannya, biasanya di laci kecil mobil. 

Bahkan sering kita tidak mengambil hasil print out tersebut. Ketika palang pintu tol terbuka, kita langsung jalan lagi. Proses itu semua dilakukan sambil nyetir, kemudian kita harus kembali konsentrasi sebab kita semakin disibukan oleh kegiatan menyetir untuk melanjutkan perjalanan lagi. 

Dan kita sering tidak memperhatikan berapa sebetulnya rupiah yang telah didebet dari saldo yang ada di kartu tol yang dikeluarkan oleh 4 bank BUMN dan 1 bank swasta tersebut.

Kita baru akan mengerti berapa besar biaya tol setelah berhenti dan memperhatikan print out struk biaya tol. Itu pun kalau kita mengambil hasil print out tersebut.  Atau saat kita cek saldo kartu tol. Ternyata totalnya PP Rp. 440.000,- rek...!

Mengutip berita Fadhly Fauzi Rachman (detikFinance) di detik.com tanggal 19 Januari 2019, mulai tanggal 21 Januari 2019 tidak ada lagi ruas tol yang gratis. Maka biaya tol dengan rute yang sama menjadi Rp. 308.000,-, PP menjadi Rp. 616.000,-. Waow...

Rinciannya sebagai berikut :

1. Solo-Ngawi Rp. 90.000,-
2. Ngawi-Kertosono (Segmen Ngawi-Wilangan) Rp. 48.000,-
3. Ngawi (Klitik)-Kertosono Rp. 88.000,-
4. Kertosono-Mojokerto Rp. 46.000,-
5. Mojokerto-Surabaya Rp. 36.000,-

 Saya lalu berhitung dan membandingkan dengan biaya Pertalite saat ini sebesar Rp. 7.650,-/liter. Dengan biaya tol Warugunung-Colomadu PP sebesar Rp. 616.000,- , uang sebesar itu bisa dibelikan Pertalite sekitar 81 liter. 

Sementara konsumsi Pertalite Honda BRV Prestige yang saya kenderai sebanyak 13,13 km/liter. Artinya dengan 81 liter Pertalite saya bisa melakukan touring sejauh 1.064 km. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun