Mohon tunggu...
Dedhye Supriadin
Dedhye Supriadin Mohon Tunggu... Guru - Guru

Mengajar di SMA

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Demonstrasi Kontekstual Modul 3.1 Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran

21 Oktober 2021   00:27 Diperbarui: 21 Oktober 2021   00:38 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Seperti yang telah kita ketahui bahwa pendidikan guru penggerak  bertujuan agar pendidik dapat meningkatkan kompetensi guru sebagai pemimpin pembelajaran yang berpusat pada murid. Guru penggerak juga diharapkan  menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila. Tentu saja tidak semua guru berkesempatan untuk langsung ikut serta dalam program pemerintah ini.

Banyak hal -- hal baru yang kita dapatkan dari Pendidikan guru pengerak ini termasuk salah satunya adalah bagaimana seorang guru dalam mengambil sebuah keputusan. Kita sebagai guru tentu saja sering dihadapkan pada suatu kondisi untuk mengambil sebuah keputusan terhadap suatu hal yang terjadi.

Selama ini dalam  mengambil sebuah keputusan, kita cukup hal terbaik atau hal yang paling bijaksana menurut kita sebagai acuan dalam mengambil suatu keputusan. Lewat pembalajaran modul 3.1. tentang Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran saya baru mengetahui bahwa untuk menghasilkan suatu keputusan terbaik ada hal -- hal yang harus dilakukan sebagai landasan kita dalam mengambil suatu keputusan.

Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, memahami masalah yang ada dengan mengidentifikasi apakah itu dermasuk dilema etika atau bujukan moral harus kita lakukan terlebih dahulu. Dilema etika merupakan situasi yang terjadi ketika seseorang harus memilih antara dua pilihan di mana kedua pilihan secara moral benar tetapi bertentangan, sedangkan bujukan moral merupakan situasi yang terjadi ketika seseorang harus membuat keputusan antara benar atau salah.

Menghadapi dilema etika adalah hal yang terberat yang dihadapi ketika akan membuat sebuah keputusan. Ketika berada pada kondisi dilemma etika, akan ada nilai-nilai kebajikan mendasari yang bertentangan seperti cinta dan kasih sayang, kebenaran, keadilan, kebebasan, persatuan, toleransi, tanggung jawab dan penghargaan akan hidup. Dalam situsi dilemma etika muncul paradigma Individu lawan masyarakat (individual vs community),  Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy), Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty), Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term).

Dalam membuat keputusan terkait dilema etika, ada 4 prinsip yang membantu dalam membuat keputusan antara lain:  Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking),  Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)  serta berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking).

Untuk membuat keputusan pada situasi dilemma etika maka ada 9 langkah sebagai panduan dalam   yang bengahsilkan suatu keputusan antara lain : mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan dalam situasi ini, menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini, kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini, pengujian benar atau salah, pengujian paradigma benar lawan benar, melakukan prinsip resolusi, investigasi opsi trilema, buat keputusan, lihat lagi keputusan dan refleksikan. Saya sebagai calon guru penggerak saya akan berusaha secara maksimal dalam mengimplementasikan hal -- hal tersebut diatas dalam menjalankan tugas saya sebagai seorang guru.

Sebagai seorang calon guru penggerak yang mempunyai tugas untuk menggerakan komunitas, sudah menjadi tanggung jawab saya untuk mensosalisasikan tentang pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran kepada rekan -- rekan guru disekolah, dengan harapan semoga kita semua mampu menerapkanya secara bersama-sama. Proses sosialisai tidak hanya dilakukan secara formal tetapi lewat diskusi kelompok -- kelompok kecil yang penting apa yang menjadi tujuan kita tercapai.

Dalam kehidupan kita sehari -- hari baik ketika sedang bersama keluarga, rekan guru bahkan ketika bersama siswa sering kita temui hal -- hal yang menempatkan kita pada situasi dilema etika. Misalnya saja sebagai seorang wakasek saya kadang menghadapi guru yang meminta ijin untuk tidak masuk sekolah karena sesuatu dan lain hal serta meminta saya untuk tidak melaporkanya kepada kepala sekolah, ada beberapa siswa yang membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mengerjakan sebuah tugas tetapi sebagian siswa sudah siap untuk menerima materi berikutnya, ini juga dilema yang biasa dihadapi.

Penyelesaian masalah -- masalah tersebut diatas membutuhkan langkah dan pertimbangan yang tepat dalam memutuskanya. Pada proses Pendidikan guru penggerak ini kehadiran pendamping praktik serta arahan dari fasilitator saat diskusi daring merupakan bentuk dukungan yang diharapakan dalam menginplementasikan Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran, tentu saja peran komunitas internal sekolah, kepala sekolah, rekan guru tidak bis a kita abaikan juga.*

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun