Mohon tunggu...
Dede Yusuf
Dede Yusuf Mohon Tunggu... Freelancer - Introvert

Penulis musiman

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Truth or Dare Sosiologi, Media Pembelajaran Kekinian untuk Guru Sosiologi

15 Maret 2020   10:00 Diperbarui: 10 April 2020   22:05 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mendengar kata truth or dare seketika membuat  pikiran kita teringat kepada salah satu permainan yang belum lama ini viral di Instagram, yaitu filter truth or dare instastory. 

Berbagai kalangan mulai dari artis hingga kalangan muda seperti pelajar pun pernah mencoba filter ini. Truth or dare memang memberi kesan keseruan Kepada siapa saja yang memainkannya. Kita bisa memainkan filter tersebut dengan siapa saja, bisa itu dengan teman, gebetan, pacar, dan siapapun yang kita kenal. 

Filter truth or dare biasanya dimainkan oleh dua orang yaitu orang pertama menjadi perekam sekaligus yang mengajukan pertanyaan dan orang yang kedua menjadi objek nya, dalam artian yang menjawab pertanyaan itu. Ketika menjawab pertanyaan itu, orang kedua ini diberi pilihan antara truth (kejujuran) atau dare (tantangan). 

Kalau memilih truth, konsekuensinya adalah ia mesti menjawab pertanyaan itu secara jujur dan kalau memilih dare, konsekuensi nya adalah ia mesti memenuhi tantangan dari orang pertama. 

Keseruan nya itu terletak pada pertanyaan yang diajukan secara otomatis oleh filter tersebut yang membuat kita dilema untuk menjawab jujur atau menerima tantangan.

Biasanya pertanyaan yang diajukan mengarah kepada hal yang bersifat pribadi ataupun yang berkaitan dengan orang lain. Seperti misalnya, "siapa mantan terindah? Dan kenapa bisa putus?" Atau "siapa orang yang tidak kamu suka?". Pertanyaan pertanyaan seperti itu sifatnya random dan bernilai hiburan semata. 

Permainan truth or dare sebetulnya sudah ada sejak lama. Konon, permainan ini telah muncul sejak 1712. Awalnya adalah permainan yang dilakukan saat Natal, di mana ketua permainan akan mengajukan pertanyaan. 

Jika penjawab menolak menjawab dan memenuhi permintaan dari sang ketua, ia harus membayar denda berupa perintah lainnya atau ia akan dicoreng wajahnya. 

Ada juga yang mengatakan bahwa permainan ini kemungkinan adalah modifikasi dari permainan basilinda yang berasal dari Yunani kuno. Dalam permainan ini, satu orang dari kelompok dipilih sebagai raja, sedangkan yang lain menjadi pelayan atau prajuritnya. Sang raja, seperti halnya aturan main dalam sistem kerajaan, kemudian menentukan apa-apa yang harus dilakukan oleh teman-teman bermainnya.

Terlepas dari itu semua, pada akhirnya permainan tersebut menjadi cukup populer dan banyak digandrungi oleh kaula muda saat ini. Sebelum akhirnya dibuat filter instastory Instagram oleh content creator yang memiliki akun Instagram @aldisaw, permainan tersebut terlebih dahulu sering kali muncul dan menjadi hiburan di salah satu acara NET TV yakni tonight show. 

Berbeda dengan yang ada di Instagram, truth or dare dimainkan secara manual dalam acara tersebut. Secara teknis tidak jauh berbeda, yang membedakan hanya dari segi kepraktisannya. 

Inspirasi datang dari mana saja, termasuk dari permainan yang telah dijelaskan diatas. Karena itulah, muncul ide untuk memanfaatkan Peluang dari permainan tersebut menjadi sebuah media pembelajaran bagi guru ketika mengajar di kelas. 

Tentu nya, agar tidak membuat situasi kelas menjadi monoton oleh karena media pembelajaran yang digunakan itu-itu saja. Terutama pada bidang disiplin ilmu sosial seperti sosiologi. Untuk menghilangkan anggapan bahwa ilmu sosial identik dengan hapalan, maka kiranya guru mesti lebih kreatif dalam proses pembelajaran. 

Dengan cara seperti apa? yaitu dengan memodifikasi filter tersebut. Kita bisa merubah  pertanyaan yang diajukan secara otomatis dari filter itu, yang tadinya pertanyaan random mengenai hal-hal pribadi menjadi pertanyaan yang berkaitan dengan aspek disiplin ilmu sosiologi. Kemudian kita juga dapat merubah tantangan yang diberikan menjadi lebih sesuai dengan peserta didik. 

Dalam artian bahwa tidak keluar dari batas kewajaran aturan sekolah. Sehingga dengan begitu, permainan bisa lebih bernilai edukatif tanpa menghilangkan nilai keseruan dan hiburan didalamnya. 

Dengan demikian, filter ini dapat menjadi salah satu pilihan media pembelajaran bagi para guru, terkhusus guru sosiologi ketika melakukan proses belajar mengajar di kelas. Namun, apabila sulit untuk membuat suatu filter instastory semacam truth or dare tadi, disebabkan karena keterbatasan kemampuan kita dibidang teknologi, maka tidak perlu khawatir, kita tetap bisa memainkan nya meskipun secara manual.

Sumber: 

Awalilmu.com, "Pengertian Permainan Truth or Dare (ToD) dan Cara Mainnya," diakses 10 Maret 2020 dari SINI

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun