"Enggak ah, Aa saja yang main. Om lihatin saja dari atas"
"Tuh lihat Om, aku sudah dapat banyak nih ikannya" Bocil sambil membawa ember yang penuh dengan lumpur menuju ke Omnya.
"Oh iya, banyak juga ya! Kayaknya seru dan bakal dapat banyak jika ngambil ikannya sambil loncat" Omnya mencoba manas-manasin Bocil.
Bocil pun langsung melompat. Pas lompat, dia langsung dapat ikannya. Meskipun hanya pakai tangan, karena serokannya dipakai untuk menutupi ember supaya ikannya tidak loncat lagi dan kabur katanya.
"Iya Om, nih aku dapat ikan lagi. Hebat kan aku ya Om? Sambil bergaya yang kayaknya ingin dipuji lagi.
"Tuh kan kalau sambil lompat, mudah dapat ikannya" Kata Omnya kembai.
Bocil pun terus asyik melompat dan mengambil ikan. Badannya penuh dengan lumpur. Karena sudah sore, bundanya ke belakang dan mengajak Bocil mandi. Pas lihat, bundanya kaget.
"Aa, kenapa main lumpur disana? Ini air sumurnya sudah sedikit. Nanti mandinya sama ayah saja ya!" Bundanya mengomel sambil masuk lagi ke rumah.
Hemmm, jadi Pade nih yang kebagian jatah mandiin Bocil. Karena air di kamar mandi sudah mulai kosong, mesinnya pun dinyalakan. Tapi, sudah lama ditunggu. Airnya belum juga terdengar mengalir. Ternyata harus dipancing dulu, baru airnya mau keluar. Mungkin karena air di sumurnya sudah mulai menipis. Maklum, sumur ini dipakai oleh tiga keluarga yaitu keluarga Pade, Keluarga emang (adiknya ibu), dan keluarga uwa (kakaknya ibu).Â
Begitulah kegiatan Bocil di musim kemarau kali ini. Memanfaatkan kolam untuk bermain lumpur sambil mencari-cari ikan sebagai alasan untuk bermainnya. Soalnya jika hanya cari ikan tujuannya, Bocil sendiri belum suka makan ikan sampai sekarang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H