Musim kemarau masih menyelimuti kampung kami. Tanah kekeringan, ketersediaan air mulai menipis, dan kolam pun semakin surut. Pada Jum'at sore ini (03/11/2023), Bocil menemani Pade di belakang rumah. Seperti biasa, kegiatan Pade di sore hari tidak ada yang istimewa. Hanya memandangi beberapa tanaman di halaman rumah yang mulai berbuah dan sebagian sudah dinikmati hasilnya.Â
Bocil yang sedang menemani Pade. Perlahan-lahan menghampiri kolam kecil yang dijadikan penampungan ikan. Karena air di kolam tanah sudah surut sekali. Genangan airnya hanya ada di tengah saja. Sementara di pinggirnya, tanah kolam mulai terbelah.Â
Tak lama kemudian, Bocil pun pergi ke gudang. Mengambil serokan milik kakeknya yang sengaja disimpan disana. Kemudian turun ke kolam tanah.
"Ayah, tolong ambilkan ember!" Terdengar suara Bocil dari kolam tanah.
"Emang buat apa ember?" Tanya Pade yang masih asyik memandangi buah tomat yang sudah merah.
"Ini Aa dapat ikan"
"Dapat ikan? Emang Aa mau makan ikan?" Tanya Pade penasaran.
"Enggak dong yah, nanti buat emak ikannya" Panggilan emak yang terkadang dipakai buat memanggil bundanya. Biasanya panggilnya adalah bunda. Kayaknya ikutan Pade bilang emak, ya panggilan candaan "emak" dan "abah".
Saat Bocil sedang asyik mencari-cari ikan, datang Om nya yang baru pulang kampung. Sambil membawa kresek yang berisi oleh-oleh.Â
"Hai Om, sini maen sama Aa disini!" Ajak Bocil sama Omnya.