Mohon tunggu...
Dede Taufik
Dede Taufik Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

Praktisi Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menyoal “Kurtilas Terancam Gagal”

20 Oktober 2014   17:19 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:23 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering



Belum diterimanya buku pegangan oleh guru dan murid dapat mengancam gagalnya pelaksanaan kurtilas (Kurikulum 2013). Padahal, kurikulum ini terus dibanggakan Kemdikbud (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) sebagai kurikulum yang telah disempurnakan. Kurtilas ini diharapkan mampu menciptakan lulusan yang mampu bersaing di masa akan datang.

Namun, jika pelaksana (guru) kurtilas dan siswa belum mendapatkan buku pegangan. Apakah pelaksanaan kurtilas dapat berjalan dengan lancar? Tentu pasti tidak. Soalnya buku pegangan tersebut merupakan sumber belajar yang mutlak harus ada dan tak mungkin menggunakan buku sumber dari kurikulum sebelumnya KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Karena materi yang ada di dalamnya belum tentu sesuai dengan tujuan pembelajaran pada kurtilas.

Mengutip dari (kompas), Ketua Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI mengatakan "Jika memang belum siap, jangan malu-malu menunda pelaksanaan kurikulum 2013 terutama untuk kelas II, V, VIII, dan X. Lebih baik ditunda saja sampai betul-betul siap."

Melihat dari pernyataan tersebut, dapat didefinisikan bahwa jika memang kemdikbud belum siap atas segala bentuk perlengkapan yang digunakan sebagai penunjang pelaksanaan kurtilas, maka tak ada salahnya jika hal tersebut ditunda dalam jangka waktu yang ditentukan. Pasalnya, pendidikan kita bukanlah game yang bisa dimainkan sesuka hati. Pendidikan kita saat ini, sedang mendapatkan teguran dan ujian sangat keras. Mulai dari kasus JIS (Jakarta International Scholl) dan kekerasan pada siswa sekolah. Bahkan pula kasus cabe-cabean bagi siswi ABG, baik tingkat SD, SMP, maupun SMA (sederajat).

Apalagi, tahun ajaran baru 2014/2015 akan segera datang dan tahun ajaran sekarang sebentar lagi berakhir. Bukan hanya buku sumber yang harus dipersiapkan, tetapi ada yang lebih penting juga, yaitu guru sebagai pelaksana. Kesiapan guru harus merata dalam penguasaan sistem kurtilas di sekolah. Jika tidak, maka tidak akan mengubah proses KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) berlangsung di kelas.

Proses dan sistem KBM dari setiap kurikulum pasti berbeda pelaksanaannya. Proses KBM pada kurikulum 2004 (Kurikulum Berbasis Kompetensi) berbeda dengan proses KBM pada kurikulum KTSP, begitu juga untuk sekarang tentunya KTSP tidak akan sama dengan proses KBM pada kurtilas. Maka dari itu, pelatihan terhadap guru harus dilakukan secara serentak. Kalau pun tidak dilakukan secara bertahap, baik untuk guru yang bekerja di perkotaan maupun guru yang bekerja di perdesaan.

Dengan adanya pemerataan pengetahuan dalam kesiapan guru untuk menjalankan sistem pendidikan kurtilas. Diharapkan segala bentuk tujuan yang akan dicapai pada kurtilas tersebut, bisa dipahami secara seksama dan tujuan pun dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan sebagaimana mestinya.

Kurtilas yang dikabarkan akan gagal dilaksanakan itu harus menjadi perhatian dari kemdikbud. Jika memang kesiapannya belum tuntas, alangkah baiknya pelaksanaan dilakukan secara bertahap. Jangan sampai ada unsur keterpaksaan apalagi malu. soalnya jika hal tersebut dipaksakan, akan menyebabkan kegagalan pada hasil belajar siswa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun