Rentetan peristiwa yang terjadi akibat dari pembagian Bantuan Langsung Tunai (BLT) beberapa tahun yang lalu masih saya ingat. Sebagian besar masyarakat kita belum siap menerima program tersebut. ini terbukti dengan banyaknya masyarakat yang agak miskin bahkan yang mampu ingin menikmati bantuan tersebut yang akhirnya dengan berbagai cara dari mulai rasa iri pada yang menerima sampai tindakan pada petugas pendata, RT, RW dan perangkat termasuk kepala desa. Sehingga semua dapat melihat ada Ketua RT, RW dan perangkat desa yang mendapat kecaman dan ancaman bahkan banyak kejadian kantor kepala desa yang dibakar masa oleh pihak-pihak yang kecewa akan adanya bantuan tersebut. Masyarakat terbentuk menjadi beberapa kelompok, kelompok masyarakat miskin yang mendapat bantuan dan tidak, masyarakat agak miskin yang tidak mendapat bantuan dan masyarakat mampu. Sehingga dalam kehidupan bermasyarakat timbul adanya beberapa aggapan dan pendapat bahwa pemerintah ini tidak adil, pilih kasih dan lain sebagainya. Sehingga itu semua berujung pada beberapa program pemerintah yang selama ini berjalan. Kehidupan gotong royong atau beberapa kegiatan yang membutuhkan peran serta masyarakat menjadi terhambat. "Tuh yang kebagian BLT saja" begitu sebagain besar ungkapan masyarakat. Semua itu akibat dari ketidak mengertian masyarakat tentang apa dan bagaimana tujuan pemerintah memberikan bantuan ini dan mereka pun tidak tahu bahkan tidak mau tahu alasan-alasan dari ditentukannya kriteria penerima bantuan tersebut. Bulan depan, seiring dengan naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) berbagai kejadian tersebut tidak mustahil akan terulang bahkan semakin parah dari yang sebelumnya. Pemerintah Pusat sebenarnya tidak merasakan apa dampak yang terjadi dimasyarakat khususnya kalangan bawah, tapi kalau kita coba lihat diwilayah pelosok pedesaan, dampak dari program ini sangat dirasakan, sehingga dalam hal ini pemerintahan desa menjadi tumpuan dari berbagai permasalahan yang muncul. Terlepas dari manfa'at atau tidak, yang pasti saya memperhatikan masyarakat yang mendapat bantuan tersebut pada akhirnya menjadikan sebuah ketergantungan akan bantuan dari pemerintah tanpa berpikir ingin maju dengan menggunakan bantuan tersebut untuk modal usaha untuk jangka panjang. Mereka akhirnya semakin berkutat dengan kemiskinannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H