Mohon tunggu...
Desy Dian Yustisia
Desy Dian Yustisia Mohon Tunggu... Wiraswasta - Ibu Rumah tangga yang senang menulis

Mencintai Matahari... Menyukai Hujan... Takjub pada Pelangi, kupu-kupu dan kunang-kunang.... suasana paling romantis adalah petang yang menjingga....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Monolog, di Serumpun Detik yang Kemudian Gugur

2 Mei 2013   20:39 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:13 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

"Aku hanya ingin menyelesaikan tugasku, hidup"
Perlahan helaan nafas itu hilang suara. Pasrah. Seraut wajah beku itu diam, menunggu isyarat dari pemilik langit. Sesuatu yang dulu nyala di matanya kini pudar, nyali itu telah surut. Perempuan seperempat abad itu geming. Menggenggam peta tanpa mata, sama halnya mengandalkan kompas dengan jarum yang telah patah. Navigasi itu hanya diserahkan pada kuasa sang penguasa.
"Cerita yang mana lagi yang harus aku lakoni?"
Tik tok tik tok, jarum jam tak memberikan jawaban. Hanya menenggelamkan tanya itu dalam hening. Sementara angin sibuk berbisik-bisik, sambil mencuri dengar keluh kesah yang baru saja di lewatinya. Semua sepakat untuk tak memberi jawaban.
"Aku tak akan berhenti, namun aku pun tak akan memilih. Memilih sama artinya menggugurkan pilihan yang lain, sementara aku tak lagi ingin membuat mereka jatuh bersedih"
Semesta benar-benar mendekati bisu. Membiarkan wajah beku itu bermonolog dengan isi kepala dan hatinya. Membiarkan pertanyaan mati tanpa bertemu jawabannya, juga membiarkan jawaban hadir tanpa sebuah pertanyaan.
@Buale, 02.05.13

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun