Pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah proses perubahan sikap pada sekelompok orang yang dilakukan melalui pelatihan dan pengajaran untuk menuju kedewasaan. Pendidikan dapat diartikan juga sebagai penyaluran pengetahuan, keterampilan, dan karakter yang terwujud dalam berbagai bentuk.
Karakter sendiri diartikan sebagai sifat-sifat kejiwaan, akhlak, tabi'at, kepribadian, atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan orang lain.
SMK Al-Hasra sebagai salah satu Lembaga Pendidikan tentunya sangat memperhatikan Pendidikan karakter untuk peserta didiknya dengan mata pelajaran Budi Pekerti Islami sebagai penguatan, pendamping dan pelengkap dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI).
BPI sendiri dipakai sebagai nama mata pelajaran khusus di SMK Al-Hasra karena sejalan dengan tujuan Pendidikan Yayasan Al-Hasra yaitu gerbang kehidupan Islami. BPI hadir sebagai mata pelajaran yang fokus pada Pendidikan akhlak yang Islami untuk peserta didik.
Pendidikan karakter merupakan aspek krusial dalam pengembangan remaja (khususnya peserta didik SMK Al-Hasra), terutama dalam menjaga lisan. Pentingnya pendidikan karakter  di antaranya untuk:
- Pembentukan Akhlak: Membantu remaja untuk berakhlak yang baik dengan menanamkan nilai-nilai kejujuran, sopan santun, dan empati, serta mengembangkan kebiasaan berbicara yang positif.
- Pengendalian Diri: Masa remaja merupakan fase pencarian jati diri dan emosi yang fluktuatif. Pendidikan karakter mengajarkan remaja untuk mengendalikan lisan dan menghindari ucapan yang dapat menyakiti orang lain.
- Hubungan Sosial yang Sehat: Dengan mengutamakan komunikasi yang baik dan menghargai orang lain, remaja dapat membangun hubungan sosial yang sehat. Ini penting dalam menciptakan lingkungan yang harmonis di sekolah, keluarga, dan masyarakat.
- Pencegahan Konflik: Mengajarkan remaja untuk berpikir sebelum berbicara dan menjadi pendengar yang baik.
- Pengembangan Kepemimpinan: Remaja yang memiliki karakter kuat dan mampu menjaga lisan sering kali menjadi teladan bagi teman-temannya. Â Â Â Â Â
Setiap lembaga pendidikan pasti mengharapkan peserta didiknya mempunyai karakter yang baik sesuai dengan pernyataan tersebut di atas. Karena, karakter atau akhlak seseorang tentunya dapat tercermin ketika dia bertutur kata atau berbicara. Ada yang berbicara dengan sopan dan santun, namun ada juga yang sebaliknya berbicara kasar atau kotor. Saat ini banyak dikalangan remaja yang secara spontanitas keluar dari lisannya perkataan yang kasar atau kotor, mereka berasumsi bahwa hal tersebut biasa saja dan bukan masalah. Padahal hal tersebut bertentangan dengan Syari'at Islam yang bersumber dari Al-Qur'an dan As-Sunnah. Dalam QS. Al-Isra ayat 53 Allah SWT berfirman:
"Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku, 'Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar).' Sesungguhnya setan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya setan adalah musuh yang nyata bagi manusia."
Dalam ayat ini, Allah memerintahkan agar hamba-hamba-Nya mengucapkan perkataan yang baik, benar, dan bermanfaat. Juga menegaskan pentingnya menjaga lisan, karena perkataan yang buruk atau tidak terkontrol dapat menimbulkan perselisihan dan permusuhan. Oleh karena itu, kita harus memilih dengan bijak setiap perkataan yamg keluar dari lisan kita, demi menjaga keharmonisan dan mencegah pertikaian di antara sesama manusia.
Dalam sebuah Hadits, Rasulullah SAW Â juga bersabda:
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam. (HR. Bukhari-Muslim).