Mohon tunggu...
Dede Rudiansah
Dede Rudiansah Mohon Tunggu... Editor - Reporter | Editor | Edukator

Rumah bagi para pembaca, perenung, pencinta kopi, dan para pemimpi yang sempat ingin hidup abadi.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Review Bel Canto: Ketika Musik dan Cinta Bersatu di Tengah Penyanderaan

21 Januari 2024   10:50 Diperbarui: 21 Januari 2024   10:57 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu scene dalam film Bel Canto (2018) besutan sutradara Paul Weitz. Sumber gambar: letterboxd.com

Bel Canto adalah adaptasi film drama dari novel karya Ann Patchett yang memiliki judul yang sama. Film ini diarahkan oleh Paul Weitz, yang sebelumnya pernah dinominasikan untuk Oscar dalam kategori skenario adaptasi terbaik untuk film About a Boy (2002).

Pemeran utama dalam film ini adalah Julianne Moore, pemenang Oscar sebagai aktris terbaik dalam film Still Alice (2014), dan Ken Watanabe, nominator Oscar sebagai aktor pendukung terbaik dalam film The Last Samurai (2003).

Film ini mengisahkan tentang Roxanne Coss (Julianne Moore), seorang penyanyi opera terkenal dari Amerika Serikat, yang diundang untuk tampil dalam pesta ulang tahun Katsumi Hosokawa (Ken Watanabe), seorang pengusaha kaya Jepang di sebuah negara yang tidak disebutkan namanya di Amerika Selatan. 

Acara tersebut dihadiri oleh tamu-tamu penting seperti duta besar, politisi, dan jurnalis. Namun, suasana pesta berubah drastis ketika sekelompok gerilyawan bersenjata masuk ke dalam gedung dan menyandera semua orang yang berada di dalamnya. Mereka membawa sandera untuk memaksa pemerintah membebaskan rekan-rekan mereka yang dipenjarakan.

Selama hampir dua bulan penyanderaan berlangsung, para sandera dan penyandera mulai saling mengenal. Roxanne dan Hosokawa saling jatuh cinta, meskipun mereka tidak dapat berkomunikasi dalam bahasa yang sama. Mereka hanya bisa berinteraksi melalui penerjemah mereka, Gen (Ryo Kase), yang bekerja untuk Hosokawa. 

Roxanne juga menjadi inspirasi dan hiburan bagi para sandera dan para penyandera dengan menyanyikan lagu-lagu opera yang indah. Musik menjadi bahasa universal yang menghubungkan mereka semua.

Film ini menggambarkan betapa musik dan cinta muncul di tengah situasi yang tegang dan berbahaya. Film ini juga menunjukkan bagaimana manusia bisa saling menghormati dan memahami satu sama lain, meskipun memiliki latar belakang yang berbeda. 

Julianne Moore dan Ken Watanabe berhasil menghidupkan karakter masing-masing dengan baik, walaupun dialog mereka cukup terbatas. Lebih banyak ekspresi emosi diperlihatkan melalui tatapan mata dan bahasa tubuh.

Julianne Moore pun terbilang berhasil menyanyikan lagu-lagu opera dengan suara indah, meski sebenarnya dia sendiri tidak memiliki latar belakang menyanyi opera. Dia diketahui dibantu Reneé Fleming, seorang soprano terkenal.

Secara keseluruhan, film ini memiliki nuansa yang sangat menyentuh dan mengharukan, dengan memberikan pembelajaran tentang kekuatan musik dan cinta. Film ini juga mengingatkan kita untuk tidak menghakimi orang hanya berdasarkan penampilan fisik, melainkan melihat jauh ke dalam hati mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun