Kanselir Jerman sejak tahun 2005, yang dikenal sebagai pemimpin wanita paling berpengaruh di dunia. Beliau berhasil membawa Jerman menjadi negara terkuat di Eropa, mengatasi krisis ekonomi dan migran, serta memainkan peran penting dalam menyelesaikan konflik di Ukraina, Suriah, dan Libya.
Dari contoh-contoh di atas, dapat dilihat bahwa seorang presiden yang tidak emosian dan pintar berdiplomasi dapat membawa dampak positif bagi negara dan dunia. Sebaliknya, seorang presiden yang emosian dan tidak pandai berdiplomasi dapat menimbulkan dampak negatif, seperti ketegangan, konfrontasi, dan perang.
Oleh karena itu, penting bagi kita sebagai rakyat untuk memilih presiden yang tidak emosian dan pintar berdiplomasi pada Pemilu Presiden 2024. Kita harus cerdas dan kritis dalam menilai kandidat-kandidat yang muncul, serta tidak mudah terpengaruh oleh isu-isu yang tidak berdasar. Kita harus memilih presiden yang dapat mewakili aspirasi dan kepentingan rakyat, serta dapat membawa Indonesia menjadi negara yang lebih maju, adil, dan sejahtera.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H