Mohon tunggu...
Dede Rudiansah
Dede Rudiansah Mohon Tunggu... Editor - Reporter | Editor | Edukator

Rumah bagi para pembaca, perenung, pencinta kopi, dan para pemimpi yang sempat ingin hidup abadi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

6 Aspek Pemahaman dalam Kerangka UbD: Konsep dan Contoh Konkretnya

11 November 2023   00:27 Diperbarui: 11 November 2023   01:47 14596
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Contoh:

Konteks: Menulis esai teknologi sesuai dengan struktur dan kaidah kebahasaan. Murid yang sudah memahami bagaimana menulis esai sesuai dengan struktur dan kaidah kebahasaan maka akan menerapkan tata cara atau prosedur di dalam penulisan esai tersebut.

Murid menerapkan: Murid membuat sebuah pendahuluan terlebih dahulu dengan jelas dan memperkenalkan topik yang akan dibahas. Murid selanjutnya memilih dan menggunakan kata-kata yang tepat untuk menjelaskan betapa pentingnya teknologi dalam kehidupan. Kemudian, murid membuat argumen yang terdiri dari beberapa paragraf. Setiap paragraf berisi satu ide utama dan mendukungnya dengan bukti konkret dan contoh yang relevan. Murid juga memastikan untuk menggunakan kaidah tata bahasa yang benar dalam setiap kalimatnya. Selain itu, murid juga memperhatikan penggunaan tanda baca dan ejaan yang tepat untuk memastikan bahwa tulisannya mudah dipahami.

  • Memiliki perspektif

Mengembangkan sudut pandang secara secara kritis, mampu membangun gambaran atau pandangan secara mandiri mengenai materi/teori/prosedur belajar.

Contoh:

Konteks: Tanggapan terkait Bahasa Indonesia dalam konteks sosial. Murid yang memahami bagaimana Bahasa Indonesia dalam konteks sosial dapat merumuskan perspektif atau pandangannya sendiri terkait hal tersebut. Contohnya guru memberikan contoh kasus terkait pemaknaan bahasa oleh seseorang ke murid, kemudian murid memiliki perspektif berbeda dengan orang atau materi tersebut.

Murid memiliki perspektif: Menurut saya bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi haruslah disesuaikan dengan situasi dan lawan bicara yang dihadapi. Misalnya ketika berbicara dengan orang yang lebih tua atau di lingkungan formal maka harus menggunakan bahasa yang lebih sopan dan formal. Namun, ketika berbicara dengan teman sebaya atau di lingkungan informal maka bisa menggunakan bahasa yang lebih santai dan akrab. Adapun perspektif saya tentang Bahasa Indonesia adalah bahwa bahasa merupakan alat penting dalam berkomunikasi dan harus digunakan dengan tepat sesuai situasi. Selain itu, kita harus memperkaya kosakata kita dan menjaga kekayaan Bahasa Indonesia sebagai bagian dari identitas dan budaya kita.

  • Dapat berempati

Menerima pesan dan kritikan secara terbuka. Murid juga mampu menghindari kata-kata negatif, bersikap dengan ramah, dan mampu menyampaikan gagasan dengan jelas dan sistematis.

Konteks: Berdiskusi dengan teman sekelas. Murid yang memahami bahwa semua hal di dunia ini memiliki persamaan dan perbedaan akan mengedepankan sikap saling menghargai serta empati dalam kegiatan diskusi. Berdisusi dengan teman sekelas atau dengan guru mengenai pengalaman, pendapat, dan pandangan yang muncul setelah membaca dan memahami teks atau suatu bacaan.

Murid dapat berempati: Murid tidak menyela dan tidak merendahkan setiap pendapat yang dipaparkan temannya, walaupun pendapatnya berbeda. Kemudian, murid juga memberikan apresiasi dalam bentuk tepuk tangan dan/atau ucapan kepada temannya yang sudah berbagi pendapat/pandangan. Hal ini bisa menjadi bukti bahwa murid dapat berempati dengan teman sekelas yang mempunyai pengalaman dan pandangan yang berbeda, mencoba memahami sudut pandang mereka, dan berusaha mencapai kesepakatan bersama.

  • Memiliki pengetahuan diri

Memahami gaya pribadi, prasangka, proyeksi, dan kebiasaan pikiran sendiri. Murid yang memiliki pengetahuan diri akan menjadi inisiator untuk perkembangan dirinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun