Adapun kekurangannya adalah pada jaringan internetnya itu sendiri. Biasanya jaringan di wilayah non perkotaan tergolong kurang kuat dan banyak dari murid di sekolah X yang tidak mempunyai media untuk memperkuat koneksi internet di rumahnya.
Kemudian, interaksi antara guru dan murid sangat kurang. Padahal dalam pembelajaran interaksi menjadi hal yang sangat penting. Pengawasan guru kepada murid ketika asesmen pun tidak bisa maksimal, hal ini kemudian berimbas pada sikap murid yang kurang menghormati guru dan proses pembelajaran.
- Kesimpulan:
Ki Hajar Dewantara pernah menyebutkan bahwa pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang mempertimbangkan kodrat zaman serta kodrat alam peserta didik. Maksudnya adalah bahwa seorang guru harus bisa menghadirkan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik, pembelajaran yang dekat dengan dunia peserta didik, dan juga pembelajaran yang bisa menyiapkan peserta didik dalam menghadapi masa depan.
Untuk menghadapi tantangan tersebut seorang guru tentunya harus bisa memiliki pola pikir bertumbuh (growth mindset) yang harus selalu belajar (menjadi pembelajar sepanjang hayat) guna meningkatkan kapasitas dirinya. Sebab seorang guru harus menjadi contoh/teladan bagi murid-muridnya. Jika ingin muridnya jadi pembelajar sepanjang hayat, maka itu harus diawali dari gurunya.
Oleh karena itu, seorang guru harus benar-benar bisa menjadi sosok yang layak untuk digugu dan ditiru. Menjadi pembelajar sepanjang hayat (life long learner), harus bijak, memiliki budi pekerti luhur, dan harus bisa menjadi teladan bagi murid-muridnya.***
- Penulis: Dede Rudiansah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H