Mahasiswa kerap kali dipandang sebagai pemicu masalah di tengah masyarakat, terutama akibat ulah segelintir mahasiswa yang anarkis. Aksi turun ke jalan dan menyuarakan aspirasi hampir selalu berujung permasalahan khususnya terhadap masyarakat. Sehingga image seorang mahasiswa yang memakai alamamater kebanggaan yang berkeliaran di pusat kota, oleh masyarakat dicap sebagai sesuatu yang harus di waspadai karena ditakutkan timbul tindakan-tindakan anarkis. Walaupun tidak semua mahasiswa dengan almamaternya memiliki perilaku yang sama.
Untuk mengubah cara pandang dan menjalin hubungan baik terhadap masyarakat, BEM KM Unmul melalui program kerja yang bertajuk peduli pendidikan mengadakan kegiatan yang diberi nama “Unmul Mengajar”.
Unmul Mengajar juga memiliki struktur organisasi selayaknya sekolah yang dipimpin oleh kepala sekolah. Sedangkan keseluruhan anggota dalam Unmul mengajar tidak hanya anggota BEM KM Unmul, melainkan seluruh mahasiswa Unmul yang ingin menjadi relawan. Bukan hanya dari FKIP yang identik dengan guru, tetapi siapapun yang memiliki jiwa sosial yang tinggi.
Sebenarnya ada satu film dokumenter tentang Unmul Mengajar, hanya saja belum sempat ter-upload. Yang terpenting dalam tulisan ini adalah bagaimana Unmul Mengajar atau kegiatan sejenisnya dapat mengubah cara berfikir kita terhadap polemik yang terjadi berupa kekhawatiran masyarakat terhadap mahasiswa. Ternyata mahasiswa beralmamater bukan melulu adalah sesuatu yang harus dikhawatirkan.
Unmul Mengajar adalah salah satu contoh kecil dalam menjalin hubungan baik antara mahasiswa dengan masyarakat. Jika hanya melakukan aksi di jalan dan menyuarakan aspirasi tentang peduli pendidikan, belum tentu didengar oleh Pemerintah. Malah terkadang membuat hubungan mahasiswa dengan masyarakat menjadi kurang baik jika berujung anarkis. Akan tetapi melalui kegiatan positif seperti Unmul Mengajar, selain berdampak baik terhadap hubungan mahasiswa dengan masyarakat, Pemerintah tentu akan tergelitik untuk ikut serta mengatasi masalah yang ada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H