Nafas anugerah tersadar dia datang tatkala mata terbuka
bergegas raga ikuti otak lakukan tindakan nyata
hirup pikuk dunia kini menjelma
kaum papa mengais usaha
pun konglomerat tak kalah kejar pekerjaan tertunda
Semua yang bernapas kepakan sayap demi sebuah asa
kerja dan kerja senantiasa
aktivitas dunia tiada henti menganga
hingga lupakan suatu yang baqa
Berkerumun orang yang dicinta
bekumpul semua tetangga
diantara mereka hadir pula kolega
semua bersedih melihat tubuh kaku tak berdaya
sadar ketika itu diri telah tiada
Raga tak sekuat ketika terbangun dipagi hari
hanya terbujur berbalut kain putih suci
tak terdengar kata caci maki
namun ada penyesalan menyelimuti
Tubuhpun ditandu menuju peristirahatan yang pasti
menemui sang Khaliq tempat kembali
membawa bekal yang belum pasti
tak bisa tawar ke dunia kembali
Kerja dan tiada hanya sebuah jalan menuju keabadian
Kerja dan tiada hanya dibatasi sehelai kain
Kerja dan tiada hanya terhitung taun
Kerja sebagai bekal menuju tiada yang lebih bahagia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H