Mohon tunggu...
Deden Wijaya
Deden Wijaya Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pascasarjana Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Saizu Purwokerto

Santri dan penyiar radio di pondok pesantren al hikmah 1 benda sirampog brebes

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teknik Komunikasi untuk Merekatkan Hubungan yang Renggang

25 Desember 2021   13:50 Diperbarui: 25 Desember 2021   14:15 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam menjalankan kehidupan sehari hari manusia tentu dihadapkan dengan berbagai macam halang rintang yang datang untuk menguji sebarapa besar kemampuan manusia dalam mencari solusi permasalahan yang dihadapinya. 

Sebagai mahluk sosial manusia selalu melakukan interkasi komunikasi baik secara langsung maupun di sampaikan melalui media sosial.  

Hubungan diantara manusia tidak selalu baik. Hubungan yang semula damai pun bisa renggang akibat tersangkut dengan hal hal yang buruk, kita tidak tahu dari mana dan bagaimana cara melepas simpul tersebut.  

Dalam kehidupan sosial , kita akan memiliki hubungan yang buruk dengan seseorang,  penyebabnya bisa datang dari berbagai hal, contoh partner kerja yang tidak sejalan, pasangan yang tidak sepemikiran dan menyebalkan, teman yang hilang ketika ditagih hutang, permasalahan ekonomi keluarga dan lainnya. 

Hal itu menyababkan seseorang yang tadinya menjalani hubungan yang baik seketika retak sebab situasi yang tidak lagi mendukung seseorang untuk merekatkan hubungan kepada yang lainnya lagi.  

Kadang kala mereka yang secara sepihak menyimpan kebencian, dan kadang kala itu terjadi hanya  karena tidak saling cocok. 

Pada saat seperti itu upaya untuk mengembalikan hubungan yang renggang dengan bujukan dan rayuan tidak akan berguna. 

Beberapa cara yang efektif yaitu, mendekatinya untuk meminta tolong dengan sopan, meminta maaf dan memberi maaf, menyapa dan memberikan salam.

Meminta tolong dengan sopan

Meminta tolong kepada teman itu sudah biasa, tapi meminta tolong kepada seseorang yang dianggap sebagai seseorang yang tidak kita sukai baru luar biasa! Sebelum kita meminta tolong kepada orang yang tidak kita sukai buang lah terlebih dahul sifat egois, jangan berpikir sesuatu yang buruk terlebih dahlu, dan jangan berekspetasi yang tidak tidak , seperti  halnya  berpikir bahwa orang itu tentu tidak akan membantu. 

Meminta tolongan dengan bahasa yang sopan biasanya akan memberikan keakraban kembali pada hubungan yang renggang, hal ini di alami Benjamin Franklin, yang fotonya tertera pada uang kertas 100 Dolar AS, pada suatu ketika ia bertemu dengan lawan polItiknya yang tajam.

Kemudian pada salah satu kesempatan ia bertemu dan meminta tolong pada lawan politknya untuk dapat meminjamkan  buku yang ingin dibaca olehnya, dan bumm yang terjadi lawan politik tersebut dapat meminjamkan bukunya, dan setelah kejadian itu keduanya terasa begitu akrab. 

Namun, latar belakang logis itu bisa di jelaskan dalam teori disonansi kognitif , yang  menjelaskan tentang perubahan sikap dan perilaku untuk mengatasi ketidaknyamanan psikologis yang disebabkan oleh perbedaan keyakinan, pikiran, sikap dan perilaku seseorang.

Meminta maaf dan memberi maaf

Beberapa orang, dalam satu dan lain hal merasakan sukar baik untuk memberi maaf dan meminta maaf. Umumnya mereka percaya bahwa butuh waktu untuk memaafkan orang-orang yang telah menzaliminya. 

Dalam Islam perilaku meminta maaf dan memberi maaf adalah salah satu sifat akhlakul karimah sebagai mana yang telah di contoh oleh nabi Muhammad SAW. 

Dalam sebuah hubungan ada kalanya kita harus meminta maaf atas keselahan yang tidak di sengeja. Namun, banyak orang mengangap remeh permintaan maaf. 

Perimintaan maaf yang tepat diperlukan karena satu pihak adalah pelaku dan satu pihak adalah korban. Jika tidak ada kata maaf atau pembiraan maaf maka akibatnya adalah hubungan akan memburuk atau putus dengan sendirinya akibat konflik.  

Meminta maaf adalah mengakui kesalahan anda dan meminta korban untuk mengampuni anda. P

rofesor Aoran Lazare menambahkan bahwa secara ilmiah permintaan maaf bukan sekedar pengakuan kesalahan dan pengamppunan, tetapi kunci untuk mengurangi konflik. 

Menurut profesor Roy Lewicki dar jurusan administrasi bisnis, Ohio State University AS,  permintaan maaf membutuhkan 6 unsur yaitu:  menunjukan penyesalan, menjelaskan apa yang salah, mengakui tanggung jawab, berjanji tidak mengulangi, mengusulakan kompensasi atau balasan, baru meminta maaf atas sebuah kesalahan yang diperbuat. 

Kita semua pernah berbuat salah dan membuat kesalahan. Yang terpenting adalah bagaimana sikap kita setelahnya, mengakui kesalahan dan meminta maaf sama sekali bukan tindangan yang lemah. Ingatlah bahwa mengakui kesalahan dan bertanggung jawab atasanya merupakan sikap yang dewasa dan berani

Menyapa dan memberikan salam

Kerap kali sesorang ragu untuk menyapa terlebih dulu kepada orang yang tidak di senanginya, tidak ada hukum yang mengatur siapa yang harus memberikan salam atau menyapa terlebih dahulu, namun demikian orang sering berpikir bahwa orang yang lebih di bawah yang harus melakukannya terlebih dahulu karena yang lebih memudah harus lebih menghormati yang lebih tua atau dewasa darinya.  

Saah satu trik dalam memberikan salam atau menyapa adalah dengan selalu memberikan senyuman kepada orang yang anda sapa. Saling menyapa dalam kondisi  hubungan baik saja tidak mudah. 

Terlebih lagi dalam hubungan yang renggang.  Namun demikian menyapa dan memeberikan salam tentu akan memberikan suasana baru dalam dalam membangun kembali hubungan yang renggang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun