Mohon tunggu...
Deden Wijaya
Deden Wijaya Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pascasarjana Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Saizu Purwokerto

Santri dan penyiar radio di pondok pesantren al hikmah 1 benda sirampog brebes

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teknik Komunikasi untuk Merekatkan Hubungan yang Renggang

25 Desember 2021   13:50 Diperbarui: 25 Desember 2021   14:15 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kemudian pada salah satu kesempatan ia bertemu dan meminta tolong pada lawan politknya untuk dapat meminjamkan  buku yang ingin dibaca olehnya, dan bumm yang terjadi lawan politik tersebut dapat meminjamkan bukunya, dan setelah kejadian itu keduanya terasa begitu akrab. 

Namun, latar belakang logis itu bisa di jelaskan dalam teori disonansi kognitif , yang  menjelaskan tentang perubahan sikap dan perilaku untuk mengatasi ketidaknyamanan psikologis yang disebabkan oleh perbedaan keyakinan, pikiran, sikap dan perilaku seseorang.

Meminta maaf dan memberi maaf

Beberapa orang, dalam satu dan lain hal merasakan sukar baik untuk memberi maaf dan meminta maaf. Umumnya mereka percaya bahwa butuh waktu untuk memaafkan orang-orang yang telah menzaliminya. 

Dalam Islam perilaku meminta maaf dan memberi maaf adalah salah satu sifat akhlakul karimah sebagai mana yang telah di contoh oleh nabi Muhammad SAW. 

Dalam sebuah hubungan ada kalanya kita harus meminta maaf atas keselahan yang tidak di sengeja. Namun, banyak orang mengangap remeh permintaan maaf. 

Perimintaan maaf yang tepat diperlukan karena satu pihak adalah pelaku dan satu pihak adalah korban. Jika tidak ada kata maaf atau pembiraan maaf maka akibatnya adalah hubungan akan memburuk atau putus dengan sendirinya akibat konflik.  

Meminta maaf adalah mengakui kesalahan anda dan meminta korban untuk mengampuni anda. P

rofesor Aoran Lazare menambahkan bahwa secara ilmiah permintaan maaf bukan sekedar pengakuan kesalahan dan pengamppunan, tetapi kunci untuk mengurangi konflik. 

Menurut profesor Roy Lewicki dar jurusan administrasi bisnis, Ohio State University AS,  permintaan maaf membutuhkan 6 unsur yaitu:  menunjukan penyesalan, menjelaskan apa yang salah, mengakui tanggung jawab, berjanji tidak mengulangi, mengusulakan kompensasi atau balasan, baru meminta maaf atas sebuah kesalahan yang diperbuat. 

Kita semua pernah berbuat salah dan membuat kesalahan. Yang terpenting adalah bagaimana sikap kita setelahnya, mengakui kesalahan dan meminta maaf sama sekali bukan tindangan yang lemah. Ingatlah bahwa mengakui kesalahan dan bertanggung jawab atasanya merupakan sikap yang dewasa dan berani

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun