Mohon tunggu...
DEDEN DENYMAN
DEDEN DENYMAN Mohon Tunggu... Guru - GURU SMK NEGERI 1 BONGAS INDRAMAYU

Saya adalah seorang guru yang telah mengajar lebih dari 10 tahun. Memiliki kemampuan dalam menciptakan suasana belajar yang efektif dalam membantu para siswa memahami pelajaran. Saya selalu menggunakan empati dalam mengajar sehingga mampu mendengar keluh kesah para murid. Karena itu saya mampu membuat kondisi belajar yang memenuhi kebutuhan para murid.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran

23 Oktober 2024   22:49 Diperbarui: 23 Oktober 2024   23:43 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Perkenalkan saya DEDEN DENYMAN, S.T dari SMK NEGERI 1 BONGAS Kabupaten Indramayu Provinsi Jawa Barat, Calon Guru Penggerak angkatan 11 Tahun 2024.
Pada kesempatan ini, saya ingin berbagi informasi tentang pengambilan keputusan berbasis nilai - nilai kebajikan sebagai seorang pemimpin. Namun sebelumnya saya kutipkan kalimat bijak berikut ini untuk menjadikan renungan bagi kita semua

"Mengajarkan anak untuk menghitung itu dengan baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik" Bob Talbert

Pendidikan adalah upaya sadar untuk mempersiapkan peserta didik melalui bimbingan, pengajaran, dan/atau pelatihan untuk perannya di masa depan. Pada hakikatnya pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki seseorang dan mengarahkannya kepada tujuan-tujuan yang diinginkan, sehingga menjadikan mereka manusia yang berwawasan luas. Pemberdayaan peserta didik difokuskan pada pembentukan karakter pribadinya agar dapat menjadi pribadi yang bermanfaat bagi dirinya dan lingkungannya. Sebagai institusi moral, sekolah berfungsi sebagai miniatur representasi dunia, berkontribusi terhadap pembentukan budaya, nilai, dan moralitas dalam diri setiap siswa. Perilaku warga sekolah dalam menjunjung tinggi penerapan nilai-nilai yang diyakini penting oleh sekolah menjadi contoh bagi siswa.

Seorang pendidik harus mampu memberikan contoh kepada anak didiknya. Hal ini tercermin dalam perilaku mereka sehari-hari, sehingga memungkinkan seorang pendidik menjadi teladan bagi peserta didik dan seluruh warga sekolah, bahkan di lingkungan tempat tinggalnya.
Dalam menjalankan peran kita sebagai pendidik, kita harus mampu memberikan kontribusi kepada peserta didik, dimana setiap proses pengambilan keputusan harus berpihak pada peserta didik dan berlandaskan pada nilai-nilai luhur. Kami menyadari bahwa setiap keputusan yang diambil mencerminkan integritas sekolah, nilai-nilai yang dijunjung tinggi, dan keputusan yang diambil akan menjadi acuan atau contoh bagi seluruh warga sekolah dan sekitarnya. Oleh karena itu, para pendidik senantiasa berupaya untuk menanamkan karakter dengan menjunjung tinggi nilai-nilai luhur yang bersifat universal dan mempertimbangkan kebutuhan setiap peserta didik. Hal ini selaras dengan pepatah bijak berikut ini: "Dalam menjalankan tugas kita sebagai pendidik, kita harus berpedoman pada prinsip integritas, menjunjung tinggi kebajikan universal, dan memastikan bahwa keputusan kita bermanfaat bagi siswa dan masyarakat luas."

Education is the art of making man ethical.
Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis.
~ Georg Wilhelm Friedrich Hegel ~

memahami kalimat tersebut maka kutipan "pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis" dari Georg Wilhelm Friedrich Hegel mengandung makna bahwa pendidikan bukan hanya tentang memberikan pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga tentang membentuk karakter dan perilaku etis pada manusia. Dalam konteks pembelajaran, hal ini berarti bahwa sebagai pemimpin pembelajaran, tugas kita tidak hanya mengajarkan materi, tetapi juga membantu murid untuk mengembangkan karakter dan perilaku etis yang baik. Dalam modul ini, kita belajar tentang pengambilan keputusan berdasarkan nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, kita harus mengambil keputusan yang berpihak pada murid, bersumber pada nilai kebajikan universal, bertanggung jawab, dan dapat menjembatani peserta didik untuk mendapatkan pembelajaran yang sesuai dengan profil belajar masing-masing. Dengan demikian, sebagai seorang pemimpin pembelajaran, kita harus memperhatikan aspek etika dan perilaku etis dalam pengambilan keputusan dan pembelajaran agar dapat membentuk karakter dan perilaku etis pada murid.

Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin ?

Filosofi Ki Hajar Dewantara dan Pratap Triloka saling berhubungan dan memberikan wawasan berharga bagi penerapan pengambilan keputusan oleh seorang pemimpin. Filosofi Ki Hajar Dewantara yang terangkum dalam "Tut Wuri Handayani" menekankan peran pemimpin sebagai pembimbing dan pembimbing. Ketika para pemimpin menerapkan filosofi ini, mereka tidak hanya memprioritaskan kepentingan mereka sendiri tetapi juga pertumbuhan dan perkembangan anggota tim mereka. Di sisi lain, filosofi Pratap Triloka menggali tiga alam keberadaan, mendorong para pemimpin untuk mempertimbangkan aspek fisik, psikologis, dan metafisik dalam keputusan mereka. Dengan mengintegrasikan filosofi ini ke dalam proses pengambilan keputusan, para pemimpin memperoleh perspektif yang lebih holistik. Mereka membuat keputusan yang seimbang dengan mempertimbangkan kesejahteraan tim, visi jangka panjang, dan pertimbangan etis, yang pada akhirnya mendorong dampak positif pada individu dan komunitas sambil menjaga keselarasan dan keseimbangan dalam pendekatan kepemimpinan mereka.

Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, mempengaruhi prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita sangat mempengaruhi prinsip-prinsip yang kita junjung saat mengambil keputusan. Keyakinan, moral, dan standar etika yang kita pegang teguh berfungsi sebagai kompas yang memandu pilihan kita. Saat dihadapkan pada keputusan, nilai-nilai internal ini membentuk prioritas, preferensi, dan kriteria yang kita gunakan untuk mengevaluasi pilihan. Misalnya, jika kejujuran adalah nilai inti, kita cenderung memprioritaskan transparansi dan kebenaran dalam keputusan kita. Demikian pula, jika empati adalah nilai utama, kita mungkin akan memilih pilihan yang mempertimbangkan kesejahteraan dan perasaan orang lain. Intinya, nilai-nilai kita bertindak sebagai filter yang melaluinya kita menilai implikasi etika, sosial, dan pribadi dari keputusan kita. Prinsip-prinsip tersebut berfungsi sebagai landasan di mana kita membangun prinsip-prinsip kita, memastikan bahwa pilihan-pilihan kita sejalan dengan keyakinan inti yang mendefinisikan siapa kita sebagai individu.

Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ' coaching ' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil ? Apakah pengambilan keputusan tersebut sudah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut ? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ' coaching ' yang telah dibahas pada sebelumnya.

Pokok bahasan pengambilan keputusan sangat erat kaitannya dengan pembinaan atau bimbingan yang diberikan oleh mentor atau fasilitator dalam perjalanan pembelajaran kita, khususnya pada saat mengevaluasi keputusan yang telah kita ambil. Proses pembinaan memainkan peran penting dalam membantu kita menilai efektivitas pengambilan keputusan. Pelatih dapat memberikan wawasan berharga, mengajukan pertanyaan menyelidik, dan memberikan umpan balik konstruktif, yang mendorong kita untuk mengevaluasi secara kritis keputusan yang telah kita ambil. Hal ini membantu kita merenungkan apakah keputusan kita selaras dengan tujuan, nilai, dan aspirasi jangka panjang kita. Selain itu, sesi pelatihan berfungsi sebagai platform untuk mengatasi keraguan atau pertanyaan yang mungkin kita miliki mengenai keputusan kita. Dengan terlibat dalam proses reflektif ini, kita dapat menyempurnakan keterampilan pengambilan keputusan dan membuat pilihan yang lebih tepat di masa depan. Oleh karena itu, pembinaan bertindak sebagai alat yang mendukung dan mendidik yang melengkapi perjalanan pengembangan diri kita dan memastikan bahwa keputusan kita dipertimbangkan dengan baik dan selaras dengan pertumbuhan pribadi dan profesional kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun