Mohon tunggu...
DEDEN DENYMAN
DEDEN DENYMAN Mohon Tunggu... Guru - GURU SMK NEGERI 1 BONGAS INDRAMAYU

Saya adalah seorang guru yang telah mengajar lebih dari 10 tahun. Memiliki kemampuan dalam menciptakan suasana belajar yang efektif dalam membantu para siswa memahami pelajaran. Saya selalu menggunakan empati dalam mengajar sehingga mampu mendengar keluh kesah para murid. Karena itu saya mampu membuat kondisi belajar yang memenuhi kebutuhan para murid.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Lapangan Kerja di Indonesia Sudah Tidak Mungkin Lagi Menampung Ledakan Penduduk Usia Produktif

19 Mei 2024   20:50 Diperbarui: 23 Juli 2024   21:43 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambaran pencari kerja

Sebentar lagi kuliah, ehh.. lulus kuliah langsung kerja jadi manager, ngumpulin uang langsung kebeli rumah, nikah, punya anak, ngabisin hari tua pake uang tabungan dan pensiun berjabatan direktur, happy selamanya Sumpah, 

Saya dulu juga mikir gitu jadi kalau adik-adiknya sekarang punya pikiran gitu, gak perlu dibully.. bilangin aja ke mereka: "eng ing eeeeng...."

Buat anak-anaknya temen-temen saya kelas ekonomi menengah yang lumayan punya modal, jauh hari sebelum lulus sekolah sudah dipersiapkan dana buat kuliah di luar negeri. Bukan sok kaya, tapi supaya bisa langsung cari kerja di luar. Kenapa gitu??

LAPANGAN KERJA DI INDONESIA SUDAH TIDAK MUNGKIN LAGI MENAMPUNG LEDAKAN PENDUDUK USIA PRODUKTIF BANG.

 Yak betoel..! bonus demografi ini lebih cocok disebut bencana demografi. Dengan daya saing intelegensi SDM Indonesia cuma di angka 78,49 (tergolong retardasi mental), alias bukan cuma IQ jongkok, tapi beneran jebol. Sementara lowker sekarang sudah masuk kategori zona merah darah (bloody red zone). Satu lowker direbutin ratusan ribu kandidat. Jalan keluarnya bukan cuma bikin CV bagus, penampilan menarik, nilai ijazah bagus, maupun jalur orang dalam. Sudah mentok sampai harus ke negara lain cari kerjanya. Mau nggak mau. Bahkan beberapa rekan pengusaha bilang ke saya kalau mereka nggak mau menghabiskan masa tua di negeri ini karena susah dapet fasilitas buat manula, jarang ada faskes yang beneran merawat secara proper, insurance susah diclaim, akhirnya jadi membebani generasi mudanya yang jadi sandwich. Nah moral dari narasi ini ada beberapa point: 

Buat adik adik fresh grad: 

1. Tingkatkan intelegensi dengan perbanyak gizi dan belajar lebih banyak jenis ilmu. Belajar nalar dan logika, belajar komunikasi, supaya pola pikir kita mencapai standard internasional. 

2. Bila sudah punya standard internasional, kita nggak terpaku cuma cari lowker di negara ini saja, ada banyak negara lain yang butuh kompetensi tapi rakyatnya nggak sebanyak kita. 

3. Jaga selalu integritas. Bangsa kita punya potensi besar, hanya saja jadi impotent karena banyak yang tidak punya integritas. 

Buat generasi kolonial: 

1. Bila sudah terlanjur hidup di sini dan nggak memungkinkan lagi berkompetisi di luar negeri, namun juga sulit bersaing mencari pekerjaan, better start thinking as businessman. Invest kepada sesuatu yang bisa dianalisa keuntungannya. Mulai bisnis dari yang paling mudah dan murah. 

2. Kita sering berpikir bagian atau jabatan kita diambil oleh generasi milenial yang masih hijau dan belum pengalaman, nggak jarang kita benci sama mereka. Padahal mereka juga sedang bersaing melawan 2 generasi, yaitu generasi kita yg masih aktif dan generasi mereka sendiri yang jumlahnya jauh lebih banyak. Percayalah mereka juga stress, namun karena masih muda mereka cenderung lebih mudah menemukan cara bersenang-senang. Kita harusnya meninggalkan legacy kebijaksanaan pikiran kepada mereka, bukan permusuhan. 

3. Tetaplah punya integritas sampai akhir hayat. 

Salam kompak

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun