Mohon tunggu...
Kang Deden A.H
Kang Deden A.H Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis buku Best Seller, Di Balik Runtuhnya Turki Utsmani, Jejak Kekhalifahan Turki Utsmani di Nusantara, Revolusi Sosial Muhammad, Bergembira di Jalan Dakwah, Meniti Jalan Takwa, Mata Air Kepemimpinan Rasulullah. Pengajar. Pengasuh Pesantren Mahasiswi Asma Amanina.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Manfaat Sejarah

1 Maret 2021   08:44 Diperbarui: 2 Maret 2021   08:37 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari perbicangan di berbagai kesempatan saya jadi mengetahui bahwa masih banyak orang yang belum mengerti manfaat sejarah. Bahkan sebagiannya menganggap mempelajari ilmu sejarah adalah pekerjaan yang sia-sia, karena hanya berkaitan dengan pengetahuan tentang masa lalu. Sebagiannya lagi merasa tidak suka mempelajari sejarah karena kesulitan menghafal nama-nama tokoh, tempat dan waktu terjadinya peristiwa. Tampaknya, beragam anggapan ini bersumber dari kesalahpahaman mereka terhadap sejarah. Andai saja mereka memahami hakikat sejarah sedikit lebih dalam, barangkali mereka akan menyetujui bahwa sejarah merupakan ilmu yang sangat penting untuk dipahami.

Sejarah memang selalu berkaitan dengan masa lalu. Tetapi ilmu sejarah tidak menjadikan peristiwa di masa lalu untuk masa lalu. Sejarah adalah tuntunan. Dia memberikan arah dan makna. Sedangkan mereka yang menjadikan sejarah hanya untuk masa lalu disebut sebagai antikuarian. Mereka biasanya mengoleksi benda-benda kuno dan lawas hanya untuk kesenangan dan hobi. Sebagian lainnya melakukan ritual mengambil air bersihan kereta kepunyaan keraton Yogyakarta atau ritual-ritual lainnya yang tidak berkaitan dengan makna kemajuan. Mereka adalah orang-orang yang melestarikan masa lalu hanya untuk masa lalu.

Ilmu sejarah sama sekali berbeda dari makna itu. Sejarah justru bertujuan menghadirkan masa lalu untuk hari ini, sebagai pelajaran yang bisa memberikan arahan bagaimana seharusnya kita menjalani hidup. Bahkan terkadang sejarah juga bisa memberikan pola-pola peristiwa untuk memprediksi arah yang akan terjadi di masa yang akan datang, sehingga kita bisa mempersiapkan diri untuk kemungkinan-kemungkinan yang terjadi. Sebagai Muslim kita mendapatkan landasan pemahaman tersebut dari referensi utama dalam ajaran Islam, yaitu kitab suci Al-Qur`an. Perhatikanlah bagaimana Al-Qur`an memaparkan banyak sekali kisah-kisah di masa lalu sebagai cara Allah untuk memberikan arahan bagi hamba-hamba-Nya. Betapa pentingnya model pendidikan melalui penuturan kisah masa lalu itu, hingga sepertiga Al-Qur`an berisi tentangnya.

Dalam konteks keilmuan Islam, sejarah dapat berfungsi sebagai penjelas ayat-ayat Al-Qur`an yang turun berkenaan dengan peristiwa di masa lampau. Dalam kajian Ulumul Qur`an peristiwa-peristiwa itu disebut sebagai asbab an-nuzul. Demikian pula dalam kajian ilmu hadis; ada beberapa hadis yang hanya bisa dipahami dengan benar jika diketahui peristiwa yang melatarbelakangi munculnya hadis tersebut. Peristiwa-peristiwa tersebut disebut sebagai asbab al-wurud. Tanpa ilmu asbab an-nuzul dan asbab al-wurud pemahaman seseorang terhadap ayat Al-Qur`an atau hadis Rasulullah menjadi tidak sempurna atau bahkan bisa menjadi keliru. Maka, pemahaman terhadap sejarah dalam hal ini menjadi sangat penting.

Tidak hanya dalam persoalan memahami Al-Qur`an dan hadis, dalam meneladani (ittiba') Rasulullah pun kita membutuhkan pemahaman terhadap sejarah, khususnya sirah nabawiyyah. Tidak akan sempurna ittiba' kita kecuali dengan terlebih dahulu mengetahui dan memahami perjalanan hidup Rasulullah . Bukankah para muarrikh (ahli sejarah) telah menuliskan dalam kitab mereka berbagai hal mengenai pribadi Rasulullah dalam semua aspek kehidupan? Sehingga dari lembaran sirah itulah kita dapat mempelajari banyak hal agar bisa meneladani Rasulullah dengan sebaik-baiknya.

Ibnu Khaldun mengatakan di dalam bukunya, Muqaddimah,

Sejarah membuat kita paham akan hal ihwal bangsa-bangsa terdahulu, yang merefleksikan diri dalam perilaku kebangsaan mereka. Sejarah membuat kita mengetahui biografi para nabi, serta negara dan kebijaksanaan para raja. Sehingga menjadi sempurnalah faedah mengikuti jejak historis bagi orang yang ingin mempraktikannya dalam persoalan agama dan dunia.

Penjelasan ini menunjukkan kepada kita betapa pentingnya sejarah sebagai sebuah ilmu. Dia memberikan arahan yang bermanfaat, baik dalam konteks pelaksanaan nilai-nilai agama maupun tugas-tugas keduniaan.

Tugas utama sejarah memang merekonstruksi masa lampau. Dia bukan ilmu yang bisa mengkaji masa depan. Meskipun demikian sejarah mampu memperkirakan (ekstrapolasi) masa depan berdasarkan pada historical trend (tren sejarah).

Dalam teori gerak sejarah banyak sejarawan yang telah mengemukakan pendapatnya. Di antaranya Zainab Al-Khudhairi yang mencermati teori gerak sejarah Ibnu Khaldun. Meskipun dalam kitab Muqaddimah Ibnu Khaldun tidak menyatakan secara eksplisit teori gerak sejarahnya, namun menurut Zainab Al-Khudhairi penjelasan Ibnu Khaldun tentang jatuh-bangunnya peradaban ('umran) mengarah pada teori spiral. Teori ini menyatakan bahwa sejarah mengalami perulangan terus-menerus dalam lingkaran spiral yang meningkat dan menaik ke arah kemajuan dan kesempurnaan. Artinya peristiwa-peristiwa di dunia ini mengalami pengulangan (se repete), tetapi dalam tingkatan yang berbeda.

Dari pengetahuan inilah kita dapat memperkirakan masa depan. Sebagaimana Ibnu Khaldun menjelaskan tentang siklus peradaban. Dia menjelaskan bahwa peradaban mengalami kelahiran, tumbuh, kemudian hancur. Selanjutnya peradaban lain akan muncul menggantikan peradaban sebelumnya yang telah hancur dengan model siklus yang sama. Begitu seterusnya. Ibnu Khaldun juga menjelaskan bahwa siklus itu dipengaruhi oleh sebab-sebab dan faktor-faktor tertentu. Maka, dengan mengetahui sebab dan faktor yang mempengaruhi gerak sejarah itulah kita dapat memperkirakan masa depan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa betapa berharganya pemahaman terhadap sejarah. Oleh sebab itu mari akrabi masa lalu agar kita dapat menggali pelajaran sebanyak-banyaknya. Lalu dengan bekal itu kita akan menjalani hari ini dan menyambut masa depan dengan pandangan yang lebih luas dan jiwa yang dipenuhi kebijaksanaan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Cicero dalam De Oratore, "Magistra Vitae" yang kemudian sering diparafrasekan menjadi Historia est Magistra Vitae, yang artinya, sejarah adalah guru kehidupan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun