Mohon tunggu...
Dede Zahra None
Dede Zahra None Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Nama saya Dede Zahra. Saya sekarang tinggal dan kerja di Jakarta.Mempunyia hobi menulis,mendengarkan musik juga travelling. Semoga tulisan opini ini bermanfaat minimal sharing ide sehingga bisa membangun bangsa ke arah yang lebih baik.Aamiin.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Membangun Remaja Indonesia yang Sehat Secara Reproduksi dan Kuat secara Mental

11 Juli 2016   16:48 Diperbarui: 12 Juli 2016   18:03 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Berita admin Nangkring Kompasiana BKKBN

Mendengar perilaku kaum remaja Indonesia akhir-akhir ini cukup miris malah menyeramkan, dimana pergaulannya sangat bebas, tanpa kendali dan bahkan membahayakan anak remaja lainnya. Apa pasalnya? Banyaknya penyimpangan ini disinyalir akibat salah asuhan dan salah pergaulan dan bahkan istilah pengaruh negatif dari arus globalisasi yang semakin mengkhawatirkan efeknya. 

Sudah banyak korban, akibat salah pergaulan ini..mulai dari aborsi, narkoba, PMS (penyakit menular seksual), rusaknya mental sang anak hingga korban kematian akibat pemerkosaan yang benar-benar sangat mengancam keselamatan keluarga terdekat kita. Apakah hal ini harus dibiarkan? Setidaknya perlu dilakukan upaya-upaya untuk mencegah jatuhnya korban dan merebaknya pergaulan bebas di kalangan anak muda saat ini. Dan tentu saja penanggulangan permasalahan ini menjadi tanggung jawab kita semua, sebagai warga negara Indonesia.

Pendidikan dan pembinaan kaum remaja harus dimulai dari orang-orang terdekat dahulu, seperti keluarga dan kaum kerabat. Kemudian secara sosial menjadi tanggung jawab para pendidikan sebagai penanggung jawab di lingkungan pendidikan dan hingga para wadah organisasi lainnya seperti Karang Taruna, hingga aparat pemerintah dalam hal ini BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional). Pengawasan ketat harus dilakukan oleh semua lapisan masyarakat tak terkecuali warga di lingkungan tempat tinggal. 

Untuk menambawah wawasan dan edukasi mengenai kesehatan remaja dan terutama kesehatan reproduksi serta mental remaja, harus dilakukan secara komprehensif, berkelanjutan dan simultan yang artinya, semua potensi masyarakat mulai dari keluarga, lembaga pendidikan hingga organisasi sosial bisa dimanfaatkan untuk program ini. BKKBN (kesproBKKBNbengcoolen) sebagai Lembaga negara yang menaungi bidang kesehatan reproduksi telah membuat program edukasi dini terutama wawasan mengenai sek di kalangan anak-anak remaja. 

Bukan hal tabu lagi agar sang anak memiliki wawasan dan pengetahuan untuk membentengi diri dari pengaruh-pengaruh yang tidak baik di lingkungan luar rumah, terutama perilaku-perilaku yang mengancam kesehatan reproduksi anak remaja kita. Bukan hanya kesehatan reproduksi yang terancam, namun juga kesehatan mental yang bisa memupus cita-cita indah mereka akibat trauma dan depresi mendalam sebagai efek pergaulan bebas ini terutama para korban pemerkosaan dan pencabulan dikalangan gadis remaja dan anak-anak kecil.

Indonesia seakan-akan dan memang berada dalam kondisi darurat kejahatan seksual. Sungguh sangat miris dan mengerikan bukan? Mengingat kondisi sudah demikian daruratnya kejahatan seksual di Indonesia, perlu dilakuan upaya-upaya pencegahan, pengobatan bahkan rehabilitas mental baik bagi para pelaku maupun korban:

  • Lakukan tindakan pencegahan khususnya bagi para orang tua dan keluarga terdekat dengan membentengi anak-anak anda baik itu dengan bekal agama maupun pendidikan lainnya yang cukup sebagai bekal bagi dirinya, selain perhatian dan kasih sayang orang tua.
  • Pengawasan di luar lingkungan rumah, hal ini bisa dilakukan dengan pihak sekolah dan lembaga terkait khususnya BKKBN, dengan memberikan eduksi mengenai bahayanya seks bebas dan akibatnya. Hal ini harus dilakukan, untuk memberikan gambaran mengenai akibat seks bebas dan kesehatan mental pada keseluruhan.
  • Memberikan wadah yang positif serta pelatihan bagi para remaja yang beresiko tingggi seperti: anak-anak putus sekolah, pengangguran dan komunitas tertentu (kaum Punk, pengamen, orang dengan kelainan seksual) agar mereka bisa berkarya secara positif. Tentu saja selain tugas negara, pihak lain pun bisa ikut berpartisipasi.
  • Rehabilitasi mental bagi korban yang mengalami trauma, selain pendekatan dari orang-orang tercinta, pihak sekolah dan lembaga pendidikan pun  harus berperan dengan memberi mereka kesempatan untuk melanjutkan pendidikannya lagi (tanpa dipandang image sebagai anak yang rusak perilaku dan mentalnya).
  • Ancaman hukuman yang berat, sebagai efek jera terutama bagi para pelaku dan pendidikan hukum bagi anak-anak lainnya agar tidak terjun ke dalam perilaku yang menyimpang.

Mari kita bahu-membahu membentuk remaja harapan bangsa selain sehat secara fisik juga kuat secara mental. Remaja adalah generasi penerus bangsa. Jangan biarkan remaja kita menjadi pesakitan dan akan menjadi beban negara.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun