Contoh: Pidato yang menekankan "perubahan" dan "masa depan cerah" dapat menciptakan harapan kolektif di kalangan masyarakat.
Wacana DigitalDi era digital, media sosial menjadi arena baru bagi pembentukan wacana. Algoritma platform digital sering kali memperkuat wacana tertentu melalui echo chambers, di mana pengguna hanya terpapar pada sudut pandang yang sejalan dengan keyakinan mereka.
Contoh: Kampanye viral di media sosial dapat memperkuat persepsi publik terhadap suatu isu, seperti gerakan #MeToo atau #BlackLivesMatter.
Studi Kasus: Representasi Isu Lingkungan dalam Media
Dalam wacana lingkungan, media sering kali menggunakan istilah seperti "pemanasan global" atau "krisis iklim". Penggunaan istilah "krisis" menciptakan urgensi, sementara istilah "pemanasan global" dapat memberikan kesan yang lebih netral. Pilihan kata ini memengaruhi bagaimana publik memahami pentingnya tindakan terhadap isu lingkungan.
Tantangan dalam Analisis Wacana
Keberagaman InterpretasiWacana dapat diinterpretasikan secara berbeda oleh individu berdasarkan latar belakang sosial, budaya, dan ideologi mereka.
Perubahan DinamisDi era digital, wacana berkembang dengan cepat, sehingga sulit untuk melakukan analisis mendalam pada wacana yang bersifat sementara.
Bias dalam AnalisisPeneliti wacana harus berhati-hati agar tidak memproyeksikan bias mereka sendiri dalam menganalisis teks atau ucapan.
   Â
      Wacana merupakan elemen penting dalam komunikasi, yang mencerminkan dan membentuk cara pandang masyarakat terhadap suatu isu. Dalam perspektif linguistik, wacana tidak hanya dipandang sebagai rangkaian kata atau kalimat, melainkan sebagai praktik sosial yang memiliki kekuatan untuk memengaruhi persepsi publik. Pembentukan persepsi publik melalui wacana sering digunakan oleh berbagai pihak, seperti media, pemerintah, dan organisasi sosial, untuk menyampaikan pesan atau membangun opini tertentu.