Mohon tunggu...
Dedeh Menulis
Dedeh Menulis Mohon Tunggu... -

Narsis salah satu bentuk bersyukur

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Milik Orang yang Kuat

18 April 2015   07:20 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:57 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Diriku mersakan penyakit hati menjalar, merasa lemah di depan orang yang dicintai. Se-akan diriku menjadi tawanannya. Dirinya menjadi candu kehidupan. Seakan-akan hidup tak berarti tanpanya. Dan diriku akan berjuang terus untuk tidak menoleransi diri terjebak cinta selama-lamanya. Tidak mau terjerat cinta.

Ketika diriku membaca puisi-puisi romantis, diriku melihat mereka sang penciptanya sangat rapuh di pelukkan cinta. Mereka begitu mendewa-dewikan orang yang dicintainya. Sehingga mereka rela menjadi budak cinta orang yang dicintainya. Mereka rela berkorban. Rela berjuang. Cinta menjadi segala-galanya. Tak terlihat lagi pemilik cinta itu seorang pembual yang serakah. pada zaman ini

Namun, untuk cinta pada zaman penuh simpul riak-riak kapitalisme seperti ini, dibutuhkan pribadi digdaya, berjiwa ksatria, berhati kokoh, dan bermental baja. Cinta di era Melanium ini dibutuhkan kepribadian yang kuat dan yang cermat. Kebijakan langit global yang mengantar kemajuan teknologi ke semua aspek kehidupan keluarga, masyarakat dan anak bangsa membuat kita menjadi sulit menemukan pribadi-pribadi yang kuat, dapat dipercaya, santun, adil dan takut pada Tuhan.

Seseorang yang ingin mengayuh bahtera cinta, terlebih dahulu harus memahami eksistensi kemanusiaan dirinya, menyempurnakan diri dengan nilai-nilai kehidupan, mengamalkan ajaran agamanya, mendigdayakan kekuatan lahir- bathinnya. Karena pada era zaman ini begitu banyak cinta yang bersayap nafsu birahi, keserakahan dan kemunafikkan.

Sekarang ini terlihat jelas wajah cinta membentang luas. Seluas
cakrawala kehidupan ini. Dan diri menjadi merasa kuat ketika cinta hadir membungkus. Tak kan lagi merasakan sakit. Karena hati terjaga cinta.
Lebih dari itu, ketika pegiat cinta, cintanya ditolak oleh orang lain, Lidahku akan bilang pada diri sendiri, "Masih ada ribuan, bahkan jutaan manusia yang menunggu kehadiran cinta sejati.". Cinta yang hakiki, pada zaman ini hanya milik orang-orang yang kuat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun