Mohon tunggu...
Dedeh Rohilah Azhari
Dedeh Rohilah Azhari Mohon Tunggu... Guru - Menulis menjadi awet muda

work hard for better life

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Let's be A Professional Teacher

1 September 2021   13:56 Diperbarui: 1 September 2021   13:58 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ulama (orang yang berilmu) adalah pewaris para nabi (Al-Hadits)

Sepuluh atau lima belas tahun yang lalu, menjadi seorang guru - mungkin bukan sebuah pilihan karir yang menjajnjikan. Profesi guru secara financial  belum bisa dijadikan pegangan dalam mengarungi kehidupan. Bahkan anak TK --SMA pun bila ditanya tentang cita -cita nyaris tidak pernah ada yang mau menjadi seorang guru. 

Profesi guru kadang menjadi jalan terakhir dan hanya sekedar untuk menyambung hidup, atau juga hanya sebatas pelipur lara dalam tatanan sosial - daripada menganggur, ya... masih lebih terhormat menjadi gurulah. Itu mungkin fenoma yang terjadi sepuluh atau lima tahun lalu, 

Namun Alhamdulillah sekarang setelah Pemerintah memberikan perhatian yang memadai terhadap profesi guru dengan diterbitkannya Undang -- Undang Guru dan Dosen No 14 tahun 2005 profesi guru sudah tidak dipandang sebelah mata, tetapi sudah menjadi profesi yang mulai diminati oleh kalangan muda yang ditandai dengan munculnya beragam sekolah yang rata -- rata pendidiknya adalah mereka yang bergelar sarjana pendidikan bahkan ada yang dari berbagai disiplin ilmu.

Sering kita mendengar menjadi guru adalah bukan pekerjaan profesional, berbeda dengan menjadi seorang dokter, insinyur atau manager sebuah perusahaan pasti akan dikatakan bahwa dia adalah seorang professional. Padahal ini adalah pandangan yang keliru tentang professional. 

Merujuk kepada Undang -- undang tentang guru dan dosen dikatakan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan melatih menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. 

 Dan kata pofesional dalam bahasa Inggris adalah akar kata dari profess yang berarti panggilan dari Tuhan, maka ketika kita telah memutuskan untuk menjadi seorang guru maka kita harus siap untuk menjadi guru profesional, karena itu merupakan sebuah panggilan Tuhan, kita harus all out at all risk. 

Jika kita melakukannya tidak dengan profesional dan sepenuh hati, lebih baik kita tidak memilih profesi sebagai guru, karena berarti kita tidak bisa menjawab panggilan Tuhan dengan baik dan tidak bisa mempertanggungjawabkannya kelak di akhirat. 

Guru profesional tidak hanya sekedar menstransfer ilmu tetapi juga harus dapat menstransform murid menjadi manusia terdidik yang lebih baik, sungguh pekerjaan yang sangat mulia dan berat. 

Mengapa bisa demikian ? karena profesi guru bukanlah profesi yang hasilnya akan dirasakan sesaat setelah mengajar, tidak halnya profesi seorang dokter, ketika seseorang merasa sakit dan ia datang ke dokter untuk berobat dan dokter memberikan obatnya, sesaat kemudian obat itu dapat dirasakan manfaatnya. 

Tetapi tidak dengan profesi guru, guru harus dapat menstransform murid secara profesional untuk dapat mengantarkan mereka kepada kehidupan yang lebih layak. 

Teaching is not an easy job, but it's a necesary one, and can be very rewarding when we see our students progress and know that we have helped to make it happen.

Keprofesionalan seorang guru tidak hanya ditinjau dari kualifikasi akademik saja tetapi juga dari berbagai aspek kehidupan. Guru profesional pastilah seorang guru yang baik, menurut Jeremy Hommer penulis buku "How to teach English" a professinal teacher has personality, adaptability, teachers roles, good rapport, recognising students, listening to students, respecting student and being even handed. 

 Dan menurut wahyu Sumijo, Suatu lapangan pekerjaan dapat disebut profesi apabila memiliki lima hal penting, meliputi: pengetahuan (knowledge), diterapkannya keahlian (competence application), tanggung jawab sosial (social responsibility), self controle, dan pengakuan oleh masyarakat ( social sanction). 

Dan yang paling mendasar adalah mencintai pekerjaan itu sendiri, sehingga kita sebagai pendidik mampu mencintai anak tanpa syarat ( unconditional love), mencintai mereka bukan karena kecerdasannya, prestasinya, ketampanannya, kekayaan orang tuanya, tetapi mencintai mereka karena anak adalah titipan Ilahi yang dititipkan kepada kita untuk dididik dengan baik dan penuh tanggung jawab. InsyaAllah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun