Mohon tunggu...
Dede Aditya
Dede Aditya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi main game

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Dampak Broken Home pada Perkembangan Anak

16 Januari 2024   08:14 Diperbarui: 16 Januari 2024   08:15 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rumah tangga yang mengalami broken home, di mana orang tua mengalami perceraian atau pemisahan, seringkali menjadi tantangan serius bagi perkembangan anak-anak. Artikel ini akan membahas dampak dari situasi broken home terhadap berbagai aspek perkembangan anak, dengan merinci konsekuensi kesejahteraan emosional, sosial, dan akademis yang mungkin terjadi.

Kesejahteraan Emosional Anak:

Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak dari rumah tangga broken home memiliki risiko lebih tinggi mengalami masalah emosional, seperti kecemasan dan depresi. Kurangnya stabilitas dalam lingkungan keluarga dapat memengaruhi pola tidur, pola makan, dan perkembangan emosi anak.

Pengaruh Sosial:

Anak-anak dari broken home mungkin mengalami kesulitan membentuk hubungan sosial yang stabil dan sehat. Stigma sosial dan perasaan kurangnya dukungan dapat mempengaruhi perkembangan keterampilan interpersonal mereka.

Prestasi Akademis:

Kondisi broken home dapat memengaruhi fokus dan motivasi belajar anak-anak, berpotensi merugikan prestasi akademis mereka. Tingkat absensi sekolah yang lebih tinggi dan keterlambatan dalam perkembangan kognitif dapat menjadi dampak negatif.

Strategi Pendukung dan Solusi:

Pentingnya dukungan psikologis dan konseling bagi anak-anak yang mengalami broken home. Kolaborasi antara orang tua untuk memastikan konsistensi dalam pengasuhan dan meminimalkan konflik yang mungkin mempengaruhi anak.

Pandangan Masa Depan:

Meskipun tantangan yang dihadapi, artikel ini juga menyoroti bahwa anak-anak dari broken home masih memiliki potensi besar untuk tumbuh dan berkembang dengan baik. Mendorong literasi emosional dan pendidikan yang mendalam tentang situasi keluarga untuk meningkatkan pemahaman dan dukungan masyarakat.

Dengan memahami dampak broken home secara menyeluruh, diharapkan masyarakat dapat lebih peduli dan memberikan dukungan yang dibutuhkan untuk membantu anak-anak mengatasi tantangan ini, sehingga mereka dapat tumbuh menjadi individu yang tangguh dan berhasil dalam kehidupan. (Tiaradiba Afriani Saniya, Nim 132310191/Prodi PGSD Universitas Pelita Bangsa)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun