Mohon tunggu...
Idey Progress
Idey Progress Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Orang biasa yang ingin menjadi luar biasa.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kemerdekaan Semu...

16 Agustus 2011   14:24 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:43 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjelang tujuh belasagustus , semua orangdi kota, sudut kampung, di gang-gang sempit semuanya mendadak seolah-olah nasionalis, mendadak seolah-olah cinta merah putih. Hal ini dintandai dengan orang beramai-ramai menghias jalan dengan berbagai pernak pernik symbol perjuangan kemerdekaan, serba merah putih, tulisan pekik kemerdekaan bertaburan di sepanjang jalan. Hal ini menjadi rutinitas tahunan bagi rakyat bangsa Indonesia sebagai ungkapan rasa syukur atas kemerdekaan yang telah di perjuangkan oleh para pahlawan kesuma bangsa.

Berbagai perlombaan rutin tahunan di gelar di seluruh penjuru negeri, yang sering di sebut perlombaan ‘tujuh belasan’ ada panjat pinang yang sering disebut pohon tujuh belasan, balap karung, balap kerupuk (lomba makan kerupuk maksudnya) dan banyak lagi yang lainnya, yang menggambarkan kesukacitaan rakyat bangsa Indonesia. Saya sering ketawa kecil melihat semua itu, dan timbul pertanyaan apa betul Indonesia ini sudah merdeka secara utuh dan merdeka dalam artian yang sebenarnya? Melihat kondisi bangsa hari ini masih banyak rakyat Indonesia yang tidak bisa makan, masih banyak fakir miskin, anak terlantar, pengangguran, orang yang buta aksara, masih banyak daerah-daerah yang menyatakan ingin memisahkan diri dari kesatuan NKRI disebabkan ketidak merataan pembangunan apakah ini arti sebuah kemerdekaan???? Padahal kekayaan sumberdaya alam Indonesia yang sedang di kelola menurut perhitungan kasar, tidak akan habis tujuh turunan, seharusnya kondisi yang disebutkan diatas sudah tidak terjadi lagi, tapi mengapa masih terjadi?

Disini kita sudah melihat bahwa kita belum merdeka, kita masih dijajah. Dijajah secara ekonomi, siapa yang yang menjajah kita yaitu kaum pemodal. Pemerintah lebih cendrung kepada kaum pemodal meskipun harus mengorbankan rakyatnya. Tidak sedikit rakyat di berendel, di bunnuh secara masal dalam pembebasan tanah untuk pembangunan sebuah Mall.

Haruskah negri ini di biarkan terjajah? Terserah…..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun