Gaya downforce (tekan bawah) dan drag (tarik udara) adalah dua komponen aerodinamika yang harus diseimbangkan Mobil F1. Gaya downfroce membuat mobil cepat di tikungan tapi lambat di jalur lurus sebab gaya drag yang dihasilkan.
Para Insinyur F1 berusaha menyeimbangkan dua komponen tersebut, supaya mobil mereka cepat di jalur lurus dan tikungan. Salah satu inovasi genius dari masalah ini adalah sistem F duct yang diperkenalkan tim McLaren di musim 2010.
Sebelum musim 2022, gaya downforce mobil F1 sebagian besar dihasilkan dari sayap belakang. Sudut kemiringan sayap belakang sering jadi penentu intensitas downforce yang dihasilkan. Hal ini bisa dilihat di sirkuit Monaco dan Monza Italia.
Di Monako mobil F1 di pasang sayap belakang yang besar karena sirkuit yang penuh tiukungan sehingga membutuhkan gaya downforce yang lebih besar. Sebaliknya Monza adalah sirkuit yang penuh jalur lurus, mengurangi gaya drag jadi tujuan utama sehingga mobil dipasang sayap belakang yang hampir rata flat.
F duct dibuat untuk mengatasi masalah drag dan downforce. F duct dinamakan dari lubang snorkle yang berada di hurup F sponsor utama Mclaren saat itu Vodafone. lubang snorkle ini mengalihkan aliran udara dari depan ke sayap belakang, sehingga menonaktifkan fungsi sayap belakang, mengurangi gaya downforce membuat mobil lebih licin di udara, sehingga lebih cepat di jalur lurus.
Tapi hilangnya downforce sayap belakang bukannya menguarngi kecepatan di tikungan? well spesialnya F duct ini bisa diaktifkan sesuka hati Driver. Sebab komponen aerodinamika bergerak dilarang, Driver F1 menggunakan tubuh mereka sendiri untuk mengalihkan aliran udara dengan menutupi lubang yang ada di dalam cockpit. Jenson button dan Lewis Hamilton menggunakan sikut mereka untuk mengaktifkan effek dari F duct.
Aliran udara dari lubang snorkel mengalir lewat cockpit dan saat lubang tersebut ditutup oleh sikut driver, aliran tersebut mengalir ke sayap belakang mengurangi mengurangi gaya downforce yang dihasilkan. Sistem ini membuat mobil bisa lebih licin di jalur lurus dan menghasilkan cukup gaya downforce di tikungan.
Bahaya bagi pembalap?
Sistem F duct ini akhirnya diadopsi tim lain seperti Ferrari dan williams. Tapi sayangnya inovasi ini dilarang akibat menyangkut masalah keselamatan, setelah banyak Driver menggunakan tangannya mengaktifkan sistem f duct membuat mereka hanya menggunakan satu tangan saat balapan. (youtube.com/watch?v=BfUjKZQG_9Y)
Walau sudah dilarang Sistem F duct ini juga yang menginspirasi FIA untuk membuat sistem DRS yang memiliki fungsi yang sama mengurangi gaya downforce di jalur lurus sirkuit. Selain itu F duct juga menginspirasi inovasi dobel DRS Mercedes di musim 2013 (selengkapnya), walaupun tidak menghasilkan hasil yang diinginkan.
RA94
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H