Charles Leclerc sudah tiga kali dikecewakan oleh Ferrari, setelah mengalami strategi blunder di Monaco Leclerc mengalami DNF di Baku setelah Power Unit mobilnya mengalami kerusakan sama seperti di spanyol dua GP sebelumnya.Â
Charles Leclerc terpaksa mengambil penalti akibat pergantian Power unit yang rusak saat GP baku yang membuatnya mulai dari belakang barisan posisi 20, menghapus kesempatan untuk memenagkan balapan dan mengalahkan Rivalnya musim ini Max Verstapen dan hnaya bisa duduk di posisi 5.
Mobil F1 Ferrari sudah terbukti dapat memenangkan balapan bahkan mungkin kejuaraan dunia musim ini, tapi dengan sederet musibah yang menimpa Leclerc dan Ferrari mulai dari reliabilitas, strategi blunder bahkan kesalahan pembalap itu sendiri seperti di Imola GP dimana Leclerc yang mencoba menyalip sergio Perez di posisi 2 mengalami kecelakaan yang membuatnya hanya bisa meraih di posisi 6.Â
Sedangkan Redbull yang di awal musim terlihat tidak meyakinkan dengan doble dnf di balapan pembuka Bahrain GP, sekarang terlihat semakin solid dengan 6 kemenagan beruntun 5 max verstappen dan 1 sergio perez dengan tiga 1-2 finnish.
McLaren MP4-20, pelajaran dari masa lalu
Terakhir kali mobil tercepat F1 gagal memenagkan kejuaraan dunia akibat reliabilitas mobilnya yaitu Kimi Raikonen bersama McLaren di tahun 2005, yang saat itu bertarung melawan Fernando Alonso Renault.Â
Tidak seperti Leclerc, tahun 2005 bukan pertama kalinya Kimi bertarung untuk kejuaraan dunia. Sebelumnya di 2003 Kimi menantaing Michael Schumacher Ferrari dan hanya kalahn 3 point di akhir musim, walau dengan mobil yang dinilai tidak secepat Ferrari saat itu.
Bedanya, McLaren 2005 mengalami masalah relaibilitas mulai dari awal musim. 7 DNF dialami Kimi dari Mobil yang didesain Andrian Newey yang mobil f1 buatanya berhasil mengantarkan Nigel Mansell dan Damon Hill memenangkan kejuaraan dunia bersama William di tahun 1992 dan 1996 dan dua kejuararan dunia Mika Hakkinen di tahun 1998 dan 1999.
McLaren mengadopsi desain sidepod yang menghasilkan downwash agresif. Selain itu McLaren juga memperkanalkan sistem Seamless shift gearbox, yang membuat pergantian gigi semakin mulus, menghilangkan delai akselerasi saat pergantian gigi yang McLaren klaim membuat mobil mereka setidaknya 0.3 detik lebih cepat per-lap dari kompetitornya.
Dengan kombinasi mobil yang terbukti cepat dan kimi Raikkonen pemblap muda saat itu yang lapar akan gelar Juara sama seperti Leclerc dan Ferrari saat ini.Â
Banyak yang mengunggulkan McLAren untuk memenangkan kejuaraan saat musim 2005 saat itu. Tapi dalam dunia balap apa pun bisa terjadi. McLaren memiliki banyak masalah relabitas sehingga tertinggal jauh dari Renault dan Alonso walau dengan mobil yang dinilai lebih cepat.
Kimi dan Alonso sama-sama memenagkan 7 balapan di musim 2005. tetapi Alonso lebih bisa memaksimalkan poin yang dapat diperoleh, seperti di GP Turki dan GP Belgia Alonso berhasil mendapatkan p2 akibat Montoya (rekan satutim Kimi) yang menabrak backmaker TiagoMonteiro dan Antonio Pizzonia sehingga alonso dapat mengambil posisi 2 dengan mudahnya di kedua GP tersebut. yang pada akhirnya. Di GP Brazil Alonso berhasil mencuri gelar Dunia F1 dari Kimi dan McLaren.
Kimi Raikkonen menunjukan performa terbaiknya pada musim 2005, kemenangannya di Jepang dari posisi 17 salah satu contohnya. Tetapi pada akhirnya konsistensi, reliabilitas dan keberuntungan yang sering menentukan.
Mclaren terpaksa mengambil banyak resiko demi mengejar ketertinggalan akibat buruknya reliabilitas mobil MP4-20 mereka di awal musim 2005. Musim ini Leclerc sudah mengalami 2 DNF (Barcelona dan Baku) dan 1 strategi blunder (Monaco) yang ketiganya merenggut 3 potensi kemenangan yang diambil oleh RedBull.Â
Harapan untuk Leclerc dan Ferrari
Leclerc sudah mengambil grid penalty akibat penggantian power unit dan Gearbox akibat DNF dari GP Baku yang menyebabkannya mulai dari posisi 20 dalam GP kanada minggu lalu, dan besar kemungkinan akan mendapatkannya lagi melihat musim yang masih panjang dan reliabilitas mesin Ferarri yang masih dipertanyakan. Selebih Max dan RedBull terlihat semakin solid, dan Mercedes yang terus konsisten dengan George Russel yang tidak pernah menempati dibawah posisi 5.
Musim 2022 ini FIA menerapkan cost cap aka batasan buget setiap tim F1 unutk mendevelop mobil mereka. Berita baiknya, tidak seperti tim rival Ferrari, RedBull dan Mercedes yang sudah memasang upgrade yang cukup memakan buget.
Ferrari belum mengeluarkan upgrade yang signifikan untuk mobil F-72. selama ini Ferarri hanya membawa upgrade untuk menyesuaikan karakter sirkuit. GP Inggris di sirkuit Silverston minggu ini, Ferari berkemungkinan akan membawa upgrade yang diharapkan dapat membawa Leclerc dan Sainz kembali ke garis depan dan menantang Redbull yang memimpin 76 poin di klasemen konstruktor.Â
Leclerc tertinggal di posisi 3 di klasemen pembalap dengan 126 poin di belakang Perez 129 poin dan Max yang memimpin dengan 175 poin, sementara Sainz di posisi 5 dengan 102 poin di belakang Russel  111 poin.
Pada akhirnya kimi berhasil mendapatkan gelar Juara dunia F1 dua tahun kemudian pada tahun 2007 Yang merupakan gelar Juara dunia Kimi satu-satunya, dengan memutuskan kesetiannya dengan McLaren yang seakan tidak terpisahkan saat itu sama seperti Leclerc dan Ferarri musim ini.
R94
Sumber: the-race.com/formula-1/the-last-time-reliability-wrecked-a-rising-f1-tittle-bid/ oleh glen Freeman dan Mark Paulson
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H