Mohon tunggu...
Dede Nurhesti
Dede Nurhesti Mohon Tunggu... Guru - Guru

It's me

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mudahnya Menulis Cerpen dengan Media Gambar Berseri di SMAN 2 Muncang

8 Desember 2022   05:02 Diperbarui: 9 Desember 2022   23:03 533
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
( Kegiatan Pembelajaran) Dok Pribadi

"Menulis cerpen itu susah, saya gak bisa Bu." 

Pernyataan tersebut tidak asing di telinga para guru terutama guru bahasa Indonesia.  Pernyataan tersebut seakan menjadi kalimat pamungkas sebagai pernyataan siswa atas ketidakmampuan mereka dalam menulis cerpen. Hal ini terjadi hampir disetiap sekolah terutama sekolah tempat saya mengajar yaitu SMA Negeri 2 Muncang, Kabupaten Lebak. Sekolah dengan kondisi yang terbatas sarana dan prasarana, dan akses jalan yang lumayan memacu adrenalin ketika musim hujan tiba. Namun itu akan terobati ketika tiba di sekolah melihat keriuhan siswa yang siap mengikuti pembelajaran.

"Mengapa menulis cerpen itu sulit?" Dan pertanyaan itu muncul dari saya selaku guru mata pelajaran bahasa Indonesia. Kemudian siswa menjawab dengan berbagai macam reaksi dan tanggapan. Mereka menjawab dengan alasan bahwa cerpen itu seperti bercerita tapi bingung menentukan ending-nya. Jangankan menentukan ending-nya, memulai menulis saja mereka mengalami kesulitan. Sebelum menentukan topik, atau temanya mereka sudah merasa mumet. Tak hanya itu, mereka juga kesulitan dalam membuat kalimat dalam setiap rangkaian ceritanya. Hal ini disebabkan kurangnya kosakata yang mereka miliki.

"Pokoknya butuh imajinasi yang tinggi untuk membuat cerpen, baik dari tokoh maupun alur ceritanya".  Seorang siswa menegaskan kembali jawaban dari pertanyaan yang saya lontarkan tadi.

Saya sedikit memberikan senyuman sekaligus jawaban atas pernyataan dan jawaban dari para siswa. Kemudian saya berusaha memberikan motivasi kepada mereka bahwa menulis cerpen itu mudah dan tidak sesulit yang mereka bayangkan. Sebagai guru mata pelajaran bahasa Indonesia  tentunya memiliki tanggungjawab atas persoalan yang dihadapi oleh siswa terutama dalam menulis cerpen. Rendahnya kosakata yang dimiliki siswa, kurangnya minat dalam menulis, sulitnya menentukan ide atau gagasan dan hal-hal teknis yang bisa menghambat proses pembelajaran merupakan tantangan yang harus dihadapi. Namun berbagai macam tantangan tersebut tidak menjadikan faktor penghambat, agar tujuan pembelajaran yang ingin dicapai  dapat terlaksana dengan baik.

Dari permasalahan di atas kegiatan pembelajaran ini  memberikan solusi kepada peserta didik dalam meningkatkan keterampilan menulis cerpen melalui media gambar berseri.

"Apa itu gambar berseri?" Pertanyaan itu muncul dari beberapa siswa.

''Bagaimana caranya dalam membuat cerpen menggunakan gambar berseri?" 

Seorang siswa mengajukan pertanyaan dengan suara lantang karena duduk di kursi paling belakang. Mungkin dia takut suaranya kurang terdengar jelas atau memang dia begitu bersemangat menyambut media pembelajaran "gambar berseri" dalam proses pembelajaran menulis cerpen saat itu. Entahlah, yang jelas perkiraan kedua menjadi harapan terbesar saya dalam pembelajaran ini. Begitu antusias dan semangatnya rasa penasaran tersebut, hingga menjadi sebuah aktivitas  yang akan dianggap menyenangkan  oleh siswa tersebut. Ya... minimal satu siswa yang antusias dan selanjutnya siswa lain mengikuti.  

Penyampaian media gambar berseri dalam praktik baik ini mungkin tidak mudah. Butuh persiapan dan waktu yang cukup lama. Belum lagi koneksi internet di sekolah kami yang kadang kumat-kumatan. Terkadang aliran listrik tiba-tiba padam, belum lagi semangat siswa yang mulai mengendur disaat jam-jam terakhir. Namun, bertekad keyakinan semuanya dapat teratasi dengan baik. 

Dalam kegiatan pembelajaran ini dimulai dengan menampilkan sebuah video yang menjadi salah satu stimulus bagi siswa dalam pembelajaran. Siswa cenderung bersemangat dalam menyaksikan tayangan video tersebut, terlebih topik yang disajikan sesuai dengan karakter dan usia mereka. Pada jam terakhir ini biasanya siswa terlihat mengantuk dan lelah, namun video ini memberikan semangat dan motivasi baru bagi siswa. 

Gambar berseri ini ditampilkan melalui video, sehingga siswa mudah mengamati langkah-langkah dalam penulisan cerpen. Dalam gambar berseri disajikan gambar yang terangkai hingga menjadi suatu rangkaian gambar yang utuh dan memilik keterkaitan satu dengan gambar yang lain. Dari setiap gambar tersebut siswa dapat menuangkan tulisan atau berupa rangkaian cerita dari gambar satu ke gambar yang lain sehingga menjadi runtut yang akhirnya menjadi sebuah rangkaian cerita yang utuh. Setiap siswa memiliki persepsi yang berbeda pada setiap gambar dan tentunya ini akan menjadi sebuah cerpen  yang berbeda dari setiap siswa. Imajinasi siswa semakin berkembang ketika melihat gambar yang disajikan. Berbeda jika kita menugaskan siswa membuat cerpen tanpa bantuan media pembelajaran.

Dalam pelaksanaan pembelajaran siswa terlihat begitu aktif dan antusias, banyak mengajukan pertanyaan sebagai tanda rasa ingin tahu dan berkembangnya pengetahuan mereka. Dan pada akhirnya, keterampilan dalam menulis cerpen  dimunculkan. Dari hasil menulis cerpen, diluar dugaan saya mereka dapat menghasilkan tulisan yang cukup baik. Setiap siswa memiliki persepsi yang berbeda terhadap gambar yang disajikan sehingga isi cerpennya pun tentunya berbeda. Namun hal itu tidak mengubah tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

Dalam hal evaluasi dan refleksi berupa kesulitan dan kendala hampir tidak ditemui siswa. Siswa merasakan kemudahan dari penggunaan media gambar berseri tersebut. Mereka menyatakan bahwa pembelajaran kali ini sangat menyenangkan., dan imajinasi mereka lebih berkembang. Sangat luar biasa perubahan yang terjadi pada pembelajaran menulis cerpen  menggunakan media "gambar berseri". Hal tersebut, dapat terlihat dari adanya peningkatan nilai keterampilan menulis cerpen  yang semula di bawah KKM yang akhirnya meningkat melebihi KKM.

Berdasarkan pengalaman saya, apa salahnya jika guru bahasa Indonesia mengalami kesulitan dalam pembelajaran menulis cerpen untuk tertarik mencoba menggunakan media "gambar berseri", karena pembelajaran inovatif sangat diperlukan guna memenuhi kebutuhan siswa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun