Mohon tunggu...
Dede Suhaya
Dede Suhaya Mohon Tunggu... -

Orang yang suka menilik-nilik busana orang lain, dan selalu happy setelah belanja pakaian kesukaan.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

"Artificial Intelligence" Mampu Memprediksi Kepribadian dengan Melihat Mata

29 Juli 2018   15:00 Diperbarui: 29 Juli 2018   15:12 991
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teknologi robot kini semakin pesat berkat kecerdasan buatan (artificial intelligence), selain bisa berinteraksi dengan manusia, kini dimungkinkan juga memahami kepribadian kita. Seperti diungkapkan para peneliti dari Australia bahwa kecerdasan buatan dapat memprediksi kepribadian seseorang hanya dengan cara melihat matanya.

Para peneliti mengatakan gerakan-gerakan mata telah memberikan empat dari lima besar ciri kepribadian manusia yaitu: kecemasan, keterbukaan, keramahan, dan ketelitian. Pencapaian ini dapat merevolusi cara kita berkomunikasi dengan mesin.

"Tentu saja temuan ini memiliki potensi untuk meningkatkan interaksi manusia-mesin," kata peneliti dari Universitas Australia Selatan, Dr Tobias Loetscher, seperti dikutip dailymail.co.uk, baru-baru ini.

"Orang-orang selalu mencari layanan personalisasi yang lebih baik. Namun, robot dan komputer saat ini tidak memiliki kesadaran secara sosial, sehingga tidak dapat beradaptasi dengan isyarat non-verbal."

"Penelitian ini memberikan kesempatan untuk mengembangkan robot dan komputer yang lebih alami, dan lebih baik dalam menafsirkan sinyal sosial dari manusia," kata Loetscher.

Para peneliti Universitas Australia Selatan ini menggunakan algoritma pembelajaran mesin yang cukup maju untuk menunjukkan hubungan antara kepribadian dan gerakan mata.

Para peneliti telah berhasil melacak pergerakan mata dari 42 sukarelawan yang melakukan tugas sehari-hari di sekitar kampus, dan kemudian menilai ciri kepribadian mereka menggunakan kuesioner.

Temuan ini, menurut Dr Loetscher,  memberi jembatan penting antara studi laboratorium yang dikendalikan dengan studi tentang gerakan mata alami di lingkungan dunia nyata.

"Penelitian ini telah melacak dan mengukur perilaku visual orang-orang yang menjalani tugas sehari-hari, memberikan respons yang lebih alami daripada jika mereka berada di lab."

"Dan berkat pendekatan pembelajaran mesin kami, tidak hanya dapat memvalidasi peran kepribadian dalam menjelaskan gerakan mata dalam kehidupan sehari-hari, tetapi juga mengungkap karakteristik gerakan mata yang baru sebagai prediktor ciri-ciri kepribadian."

"Studi ini melaporkan adanya hubungan antara ciri-ciri kepribadian dan gerakan mata, ditunjukkan bahwa orang-orang dengan sifat yang sama cenderung menggerakkan mata dengan cara yang sama.'

Dari penelitian ditemukan bahwa orang-orang yang neurotik biasanya berkedip lebih cepat sementara orang-orang yang terbuka terhadap pengalaman baru menggerakkan bola matanya dari sisi ke sisi.

Orang yang memiliki tingkat kesadaran tinggi memiliki fluktuasi yang lebih besar dalam ukuran pupil matanya.

Sementara, orang yang optimistis lebih sedikit melihat rangsangan emosional negatif dibanding orang yang pesimistis.***

Sumber: dailymail.co.uk

Foto: webneel.com/franz steiner

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun