Mungkin kita sering melihat tulisan atau kalimat "Selamat datang Ramadhan, kami merindukanmu", Pertanyaannya apakah kita benar-benar merindukan Ramadhan?
Pertanyaan tersebut saya temukan dalam buku "Merasa Pintar Bodoh Saja Tak Punya" sebuah buku yang menceritakan keunikan Cak Dlahom di sebuah kampung yang sering di cap sebagai orang yang sesat dan gila.
Bagi sebagian orang tulisan dalam baliho tentang kalimat "Selamat datang Ramadhan, kami merindukanmu" adalah hal yang biasa, tetapi bagi cak Dlahom tidak.
Dia bertanya apakah manusia benar-benar merindukan Ramadhan? Apakah benar-benar rindu? atau hanya sekedar omong kosong dan kalimat biasa saja?
Dia bertanya, apakah kita suka pada puasa? mungkin dengan sekejap kita akan berkata saya suka, menurut cak Dlahom jawaban itu adalah bohong, mungkin saja hati kecil kita memang tidak suka puasa, tidak suka sholat, dan seharusnya tak perlu bohong, tuhan lebih tahu kok isi hati kita.
Lalu kenapa Allah mewajibkan puasa? mewajibkan Sholat? padahal hambanya tidak suka? bukannya Allah SWT Maha Penyayang? Itu dia jawabannya Allah mewajibkan kita puasa, mewajibkan sholat, karena Allah tahu hambanya tidak menyukai puasa dan sholat, sebab Allah mewajibkan karena hambanya tidak suka.
Sesuatu yang tidak kita suka selalu berat untuk dikerjakan, itulah tantangannya.
maka apakah kita benar-benar merindukan Ramadhan?
Apakah yang menulis, mencetak baliho, Â rindu juga pada bulan Ramadhan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H