"Adakah engkau menyangka, bahwasanya kebanyakan manusia suka mendengarkan atau memiki-mikir mencari lmu yang benar?" (Al Furqon: 44)
Al Qur'an mengatakan manusia akan lebih sesat daripada binatang jika mempertuhankan hasrat atau hawa nafsunya saja.
"Manusia tidak menuruti, tidak memperdulikan sesuatu yang sudah terang bagi dirinya. Artinya, diri sendiri, pikiran sendiri, sudah mengatakan itu benar, tetapi ia tidak mau menuruti kebenaran itu karena takut kepada kesukaran, takut berat dan macam-macam yang dikhawatirkan, karena nafsu dan hatinya sudah terlanjur rusak, berpenyakit akhlaq, hanyut dan tertarik oleh kebiasaan buruk."
"Kebanyakan pemimpin-pemimpin rakyat, belum berani mengorbankan harta benda dan jiwanya untuk berusaha tergolongnya umat islam dalam kebenaran. Malah pemimpin-pemimpin itu biasanya hanya mempermainkan, memperalat manusia yg bodoh-bodoh dan lemah."
"Pelajaran terbagi dua bagian : 1. Belajar ilmu (pengetahuan dan teori) 2. Belajar amal (mengerjakan, memperaktikkan). Semua pelajaran harus sedikit-sedikit, setingkat demi setingkat, demikan pula dalam belajar amal, harus dengan cara bertingkat. Kalau setingkat saja belum dapat mengerjakan, tidak perlu ditambah."
Filsafat Pendidikan K.H.Ahamad Dahlan : "Dadiho kijahi sing kemadjoen, adja kesel anggonmu njamboet gawe kanggo moehammadijah."
Kalimat ini memiliki tiga makna :
- Keshalehan
- Kemajuan keilmuan ('alim)
- Pengabdian ('amil)
Mengabdikan ilmu dengan dasar kemajuan dengan basis kekiayian. Kunci pendidikan adalah dilandasi dengan kesholehan, akhlak yang baik, kemudian penguasaan keilmuan, disitulah lahir kemajuan, setelah itu pengabdian
Pemikiran-pemikiran pembaharuan dalam Islam KH. Ahmad Dahlan itu yang menjadi awal mulai pembaharuan khususnya pendidikan, dimana K.H.Ahmad Dahlan gelisah terhadap umat islam di jaman penjajahan .Â
Umat islam di masa itu memiliki teologi pasrah, mental fatalistik ialah mudah menyerah dengan dunia nyata atau keadaan, lalu mencari solusi dengan keyakinan supranatural seperti tahayul, bidah, khurofat dll. Contohnya : orang belanda sakit periksa dan berobat ke dokter sedangkan orang pribumi sakit pergi ke dukun, mencari kekuatan supranatural yang mengganggunya. Menurut K.H.Ahmad Dahlan ini disebabkan oleh kurangnya ilmu dan solusinya adalah Pendidikan.Â
Menurut K.H.Ahmad Dahlan ini disebabkan oleh kurangnya ilmu dan solusinya adalah Pendidikan. Ada asumsi yang harus di pahami dengan cerdas, rasa ketidaksukaan terhadap belanda harus kita filter, memang sikap penjajahan sangatlah tidak baik tapi ada hal baik yang dapat kita ambil (almuhafadzah ala al-qadiim as-shaaih wa al-akhdzu bi al-jadiid al-ashlah). yaitu masa di mana KH Ahmad Dahlan berusaha mencari konsepsi baru sistem pendidikan alternatif yang dapat digunakan untuk memecahkan permasalahan kehidupan kaum pribumi yang berupa kesialan, kemelaratan, dan kemunduran.Â