Ini semua yang sebenarnya amat sangat dibutuhkan oleh Indonesia. Visi-Misi yang membuat mata terbelalak karena hebatnya, karena canggihnya bukannya tidak penting. Tetapi bagi Jokowi, itu semua tak akan pernah mencapai titik maksimal yang mengagumkan, jika pelaku daripada visi-misi itu sendiri masih miskin segala-galanya. Miskin cara berpikir, miskin kejujuran, miskin etika, miskin keseriusan, miskin wawasan, miskin pengetahuan, miskin keprihatinan. Jokowi sangat memperhatikan itu semua. Dia tidak bermaksud memproklamirkan kesantunan belaka, seperti yang selama ini kita alami, atau pencitraan moral yang berlarut-larut. Dia lakukan semua itu dengan bukti kerja keras dan dengan menciptakan tindakan-tindakan dilapangan dengan hasil yang nampak. Dia tahu krisis utama negeri ini adalah krisis moral yang akhirnya membuat banyak hal lain jadi ikut kritis. Makanya lewat dirinya menjadi contoh, ingin dibangunnya sistim pendidikan yang lebih tepat sasaran. Tidak hanya menciptakan manusia-manusia Indonesia yang hebat karena angka, tapi juga disertai dengan jiwa dan pemikiran serta berhati nurani yang solid. Tidak hanya menciptakan sarjana karena lulus ujian semata-mata. Tetapi sarjana yang sekaligus bisa menjadi manusia-manusia Indonesia yang menggunakan otak kanan dan otak kirinya secara memadai. Dia mau merubah kurikulum pendidikan agar hasilnya nanti bisa menciptakan manusia-manusia Indonesia yang kreatif, yang cerdas, yang tegas, yang serius tapi juga manusiawi. Agar punya daya saing tinggi dengan negara-negara lain. Jokowi tidak berminat untuk menciptakan manusia berotak hebat tapi berjiwa hambar. Jokowi mau melihat suatu saat nanti, manusia Indonesia yang pintar tapi berbudaya. Manusia Indonesia yang mencintai Indonesia lewat hasil karya yang nyata untuk Indonesia. Manusia Indonesia yang modern tapi tidak termakan oleh mordenisasi itu sendiri, namun tetap punya karakter kuat, karakter anak Indonesia sejati. Rasanya banyak yang sudah tahu semua itu, tetapi tak banyak yang mau memperjuangkannya lewat tindakan yang nyata. Jokowi sudah dan masih melakukannya, sampai hari ini. Salah satu contoh soal betapa putih dan bersih hati nuraninya adalah ..., disaat begitu sibuk, begitu dalam dia memikirkan nasib rakyatnya, nasib bangsanya ..., seorang Jokowi masih sempat, masih punya nurani untuk nasib para monyet yang direjam oleh pemiliknya (topeng monyet). Hebat. Disitu terlihat, sudah begitu dalam dan tinggi kepekaan hati nurani Jokowi untuk soal kasih sayang dan keprihatinan pada satu kehidupan yang bersinergi. Tidak banyak orang seperti Jokowi. Dia memang kemudian dicaci-maki di demo dengan slogan : " Hidup rakyat belum terurus, malah sudah urus monyet ! " . Â Saya terdiam waktu menyimak kejadian itu ...., kasihan, kekuatan korupsi ikut menghancurkan keberadaban hidup di negeri ini, Banyak manusia Indonesia masih bar-bar. Padahal di negara-negara maju lainnya, sudah memikirkan, bagaimana mencari formula terbaik, agar sapi tidak sangat menderita ketika dia dijagal. Disini ..., demi devisa manusia masih diperdagangkan. Dan itu banyak rakyat setuju, karena dianggap begitulah cara mengurus rakyat. Namun saya tahu dan yakin ,,,, Jokowi bisa merubah Indonesia menjadi lebih maju, lebih bermartabat dengan merubah hati nurani dan cara manusia Indonesia berpikir dan menghayati hidup ini.
Memang program seperti ini, kurang popular. Kemiskinan yang sudah menyeret Indonesia lebih dari setengah abad, membuat kebanyakan rakyat Indonesia lebih menginginkan yang lebih cepat terasa manfaatnya. Program Jokowi membangun manusia Indonesia, kalah dengan program yang bisa memberikan segala sesuatunya secara tunai. Cash and Carry.  Program yang bisa membuat orang langsung pegang uang banyak, menikmati kemajuan teknologi dalam kemegahan, pembangunan fisik yg mentereng itu biasanya jauh lebih digandrungi. Walaupun sebaiknya harus ada yang menyadari bahwa  bagaimana semua itu bisa tercapai ...., jika manusia Indonesianya tidak punya kualitas yang memadai ? Dan yang lebih mengerikan, program-program Jokowi sengaja dibuat tidak laris oleh para lawan politiknya. Membangun manusia Indonesia, membuat manusia berjiwa koruptor jadi gelisah. Terlebih bagi mereka yang belum diciduk dan masih berpura-pura ,menjadi orang baik. Budi pekerti, pembenahan karakter, etika, mencerdaskan rakyat kecil, serta menyeleraskan akhlak ...., itu merupakan peluru, granat, ranjau bagi para pecundang, pencuri dan penipu bangsa. Bagi mereka itu bisa mengancam keselamatan sekaligus kenikmatan hidup mereka. Itu makanya banyak orang yang tidak benar, akhirnya menjadi takut dan sangat mengharapkan program-program Jokowi tidak bisa berjalan lancar bahkan kalau perlu dimatikan. Dan satu lagi yang menjadi masalah, pembangunan manusia Indonesia ala Jokowi itu disejajarkan dengan cara-cara dan metoda SBY. Dalam hal ini Jokowi agak kurang beruntung soal waktu. Disaat rakyat sudah bosan dengan kesantunan lebay pak SBY, bosan dengan pencitraan tanpa arah, Jokowi datang dengan menawarkan perubahan Indonesia melalui etika, melalui kesadaran bermasyarakat, melalui merubah kinerja, melalui merubah mutu manusia itu sendiri. Rakyat jadi capek. Padahal sesungguhnya SBY dan Jokowi amat sangat berbeda. Apa yang dilakukan SBY itu hanya untuk dirinya sendiri. Agar SBY keliatan santun, agar SBY kelihatan bijaksana, agar SBY kelihatan sangat kebapakan. Agar SBY kelihatan mengayomi dan dalam tindakan untuk kepentingan banyak orang ...., banyak orang tidak merasakan manfaatnya. Jokowi menggebrak dengan tindakan, langsung menyentuh akar dan terus berada di lapangan. Tetapi dasar Rakyat sudah tak sabar, maka segala sesuatu yang nyata walau instan itu'lah yg lebih dikehendaki. Sayangnya kerinduan rakyat itu, sangat menyejukan hati para koruptor. Selama rakyat masih bisa diduitin, dosa mereka masih bisa tertutup untuk waktu yang lebih lama. Tapi saya sangat yakin, Jokowi orang baik, orang bersih, orang benar ..., Tuhan pasti akan membantunya.
Jokowi datang tidak untuk menyakiti. Jokowi dianggap tidak tegas bagi mereka yang mengartikan ketegasan itu dengan kekerasan. Jokowi bukan tukang jagal dan tidak pernah merasa bahwa tindakan yang benar, apapun itu, jika tidak dengan cara yang manusiawi. Jokowi melakukan semua apa yang harus dilakukan sesuai ruang dan waktu. Dia tidak mau terperangkap karena keterpaksaan. Makanya, ketika beredar rumor bahwa Jokowi adalah Boneka Partai ...., saya sangat tidak percaya. Jokowi orang yang punya prinsip. Dia bukan orang yang bisa seenaknya di obok-obok, sebab dia tidak bermotivasi apa-apa, selain kerja, kerja, kerja. Dia tidak semata-mata berbakti pada partai, bia berbakti pada hati nuraninya. Dia cuma orang yang taat pada apa yang baik dan benar dan harus dia taati. Dia tak akan taat pada sesuatu yang tidak masuk akal. Buktinya, dulu dia walikota, kehendak Gubernurnya ditentang dengan gagah berani. Selama dia jadi Gubernur DKI, mana peran Megawati ? Â Dia bukan org bodoh atau lamban, bagi dia semua ada waktu yang tepat. Dia bukan tidak bisa bertindak cepat, tapi tindakan cepat itu bukan berarti tindakan serampangan. Dia bukan orang yang ragu-ragu, plin-plan ..., dia hanya berusaha mencari jalan keluar yang terbaik. Dia hanya ingin membuahkan hasil karya yang baik, bukan cari popularitas tanpa berbuat sesuatu yang berarti. Dia tidak lari dari Jakarta dan tergiur pada posisi lebih tinggi, secara menjadi Presiden itu tanggung jawab dan kerja lebih berat. Dia hanya berani berbuat lebih banyak secara benar, dia berani tantangan. Orang bersih, jujur, suka kerja penuh tanggung-jawab, biasanya begitu. Apalagi ketika dia melihat, lebih banyak rakyat menghendakinya. Percayalah ..., Jokowi pasti akan tetap membantu Ahok. Makanya Jokowi tidak butuh pujian, tapi dia butuh doa yang tulus dari banyak orang yang menghargai hidup melalui kejujuran, kebenaran, kerja keras dan rasa syukur.
Saya butuh Jokowi, rakyat butuh Jokowi, Indonesia butuh Jokowi ..., Jokowi bukan Dewa, tapi manusia biasa yang mencintai Tuhannya, mencintai keluarganya, mencintai bangsa dan negaranya, mencintai pekerjaannya dan tahu harus mulai darimana Indonesia bisa dirobahnya untuk menjadi Indonesia yang baik, yang benar, yang manusiawi dan hebat ... !!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H