Mohon tunggu...
DW
DW Mohon Tunggu... Freelancer - Melihat, Mendengar, Merasa dan Mencoba

Setiap Waktu adalah Proses Belajar, Semua Orang adalah Guru, Setiap Tempat adalah Sekolah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mata Lalat atau Mata Lebah

13 Juni 2024   11:32 Diperbarui: 13 Juni 2024   11:32 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dok Pribadi DW

"Bagi lalat, sampah adalah makanan, dimana ada sampah disana pula akan ada lalat. Semakin menumpuk dan busuk sampahnya, semakin banyak lalatnya. Hal yang berbeda dengan lebah. Bagi lebah, bunga adalah makanannya. Lebah mencari tempat bersih dan wangi. Lebah menghasilkan madu, sedangkan lalat menghasilkan kuman".

Kalimat dari salah satu mentor saya, Ustad Rizal Basofa, beliau adalah pembimbing Umroh & Haji dari Travel Motivatour.
Setiap kali bertemu beliau selalu ada ilmu yang beliau sharing. Meskipun terbilang kami baru terkoneksi sebagai sahabat, namun beliau selalu memberikan hati dan telinga untuk menampung keluh kesah saya. Dengan wajah yang selalu tersenyum, beliau menyisipkan "sindiran halus" ketika menimpali keluhan saya :).

Beliau memberikan analogi sederhana tentang mata lalat dan mata lebah, analogi yang related dengan kehidupan kita.


Dalam kehidupan ini, sejak membuka mata di pagi hari hingga menutup mata malam hari, sepanjang hari kita disuguhkan berbagai pilihan. Ada yang namanya "Tumpukan Sampah" dan "Taman Bunga". 

"Tumpukan Sampah" adalah kumpulan energi negatif, seperti gosip, ghibah, berita pembunuhan, korupsi sekeluarga, bos yang menyebalkan, dan berbagai keluhan lainnya. Banyak sampah yang menyengat bau busuknya, tapi bagi lalat, semua itu adalah makanannya. Mereka akan berkerumun, nimbrung, ikutan makan, mencela, menebar kebusukan, dan makin perkeruh situasi. 

Di saat yang sama, ada banyak "Taman Bunga" di sekitar kita. Ada berita gembira yang orang lain bagikan, ada raut wajah sahabat yang bahagia karena berhasil menutup penjualan, ada rezeki diri yang Allah sematkan, bahkan ketika bisa ikut sholat jamaah, itu adalah rezeki.

Menariknya, untuk bisa mendapatkan "Tumpukan Sampah" kita tidak perlu bersusah payah, kecenderungannya tanpa kita minta akan banyak sekali "Tumpukan Sampah" yang mengundang kita untuk ikut. Tapi tidak demikian dengan "Taman Bunga", kita butuh upaya untuk mencarinya, butuh jiwa yang bersih untuk melihatnya, kita harus terlatih menghindari aroma sampah dan mencari wangi bunga.

Kejadian Hari Ini Cerminan Masa Lalu

Allah SWT mengingatkan kita bahwa semua terjadi karena sesuatu dalam diri dan masa lalu kita. Sesuai firma-Nya;

"Dan apa saja musibah yang menimpa kamu, maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)" QS Asy Syura: 30

Apa yang kita lakukan hari ini adalah hasil kebiasaan yang kita tanamkan di masa lalu. Ketika masa lalu hari-hari kita diisi dengan hal-hal yang negatif, bergunjing, atau melihat orang lain dari sisi buruknya, maka tidak heran jika hari ini pun kita melihat orang dari mata yang sama, yaitu mata lalat. Apakah hal itu tidak bisa diubah? bisa tetapi harus berproses dan butuh waktu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun