Mohon tunggu...
DW
DW Mohon Tunggu... Freelancer - Melihat, Mendengar, Merasa dan Mencoba

Setiap Waktu adalah Proses Belajar, Semua Orang adalah Guru, Setiap Tempat adalah Sekolah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Apa dan Siapa "Hiu Kecil" Anda?

12 Juni 2024   19:53 Diperbarui: 12 Juni 2024   20:19 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu hari sekelompok nelayan pergi melaut mencari ikan dori untuk dijual di pasar ikan hias. Seperti biasa, mereka berangkat menjelang tengah malam. Tepat tengah malam kegiatan mulai sibuk, ada yang melepaskan jala dan umpan, ada yang menyiapkan tangki besar berisi air laut untuk tempat ikan hasil tangkapan. 

Beberapa jam membiarkan jala itu ada di laut, kemudian komando dari kapten terdengar. Semua kru diminta menarik jala yang dipasang. Nampak dari dalam laut jala itu berhasil menangkap banyak ikan-ikan dori, dan semakin di tarik ke atas semakin berat. Ketika jala itu berhasil di tarik ke perahu maka seketika ikan-ikan hasil tangkapan itu dimasukan ke dalam box berisi air laut, dengan maksud agar ikan itu tetap hidup ketika dibawa ke darat.

Meskipun ditampung dalam tangki besar berisi air laut, tetap saja akan ada ikan-ikan dori yang mati. Banyak faktor, bisa karena stres, atau karena guncangan kapal yang membuat ikan itu "mabuk". Jika dihitung dari hasil tangkapan 100% maka akan ada penurunan kualitas tangkapan sekitar 40% sampai 50%, atau dari 100% hasil tangkapan, hanya 50% atau 60% ikan hidup dengan kualitas segar, selebihnya ikan itu mati, atau mabuk. Ikan yang mati pun masih memiliki nilai ekonomis, namun tentu tidak semahal ikan dori hidup.

Bagaimana cara nelayan menyiasati agar ikan dori itu tetap hidup? Akhirnya para nelayan memasukkan seekor hiu kecil di kolam buatannya, yang  memaksa dori itu terus bergerak agar jangan sampai dimangsa. Saat dori terus bergerak, jumlah yang mati justru menjadi sangat sedikit.

Dari cerita di atas, kita bisa memahami bahwa diam seringkali membuat kita mati, sementara bergerak membuat kita hidup!

Apa yang membuat kita diam? Saat tidak ada masalah dalam hidup dan saat kita berada dalam zona nyaman.
Situasi seperti ini kerap membuat kita terlena. Begitu terlenanya sehingga kita tidak sadar bahwa kita telah mati.

Lalu, apa yang membuat kita "hidup dan terus bergerak" seperti ikan dori dalam kisah tadi? Masalah.

Termasuk di dalamnya pergumulan dan tekanan dalam hidup. Ketika Allah mengizinkan masalah datang dalam hidup kita, naluri kita secara otomatis akan membuat kita terus bergerak aktif untuk mencari cara mengatasi masalah itu. Di saat-saat seperti ini, kita akan mempunyai dan menyediakan banyak waktu untuk mengingat Allah dan berdoa kepadaNya.

Selain itu, seiring berjalannya waktu masalah ini akan menjadikan kita lebih kreatif dan membuat potensi kita berkembang luar biasa.

Bergerak, Bernilai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun