Mohon tunggu...
DW
DW Mohon Tunggu... Freelancer - Melihat, Mendengar, Merasa dan Mencoba

Setiap Waktu adalah Proses Belajar, Semua Orang adalah Guru, Setiap Tempat adalah Sekolah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mukjizat Itu Nyata

7 Juni 2024   09:08 Diperbarui: 7 Juni 2024   09:10 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Alhamdulillah subuh tadi tuntas menyelesaikan bacaan Kisah Para Nabi: Sejarah Lengkap Kehidupan Para Nabi Sejak Adam hingga Isa (2017) oleh Ibnu Katsir, buku setebal 831 halaman yang saya baca sejak 3 minggu lalu. Biasanya saya bisa melahap 1 buku dalam waktu seminggu, tetapi buku ini berbeda, ada begitu banyak pelajaran kehidupan dan perjuangan para Nabi yang masih relate dengan kehidupan kita saat ini, sehingga gaya baca saya pun harus mengayun (tidak bisa mode fast reading) dan menela'ah lebih dalam.

Buku istimewa dipinjamkan oleh mentor saya, Edvan M. Kautsar, Motivator Muda Indonesia yang juga seorang pengusaha muslim muda Indonesia. Menjadi begitu istimewa karena biasanya bacaan saya lebih banyak buku-buku bisnis, atau buku-buku pengembangan diri, tetapi beliau meminjamkan buku religi. Saat itu, satu kalimat beliau yang menancap di ingatan saya adalah; "Mas Dedy, baca ya Buku ini, inshaallah Mukjizat Itu Nyata".

Jujur saya selama ini memang masih jauh dikatakan sebagai hamba yang taat, ibadah saja bolong-bolong, urusan agama nol besar, bahkan bisa dikatakan fakir ilmu. Namun pertemuan demi pertemuan dengan beliau mampu menggerakan hati saya, beliau bukan mengajari, tetapi lebih menginspirasi. Terlepas memang profesi beliau adalah Motivator, namun ucapannya mampu menyadarkan saya bahwa kehidupan ini fana, kita akan pulang pada sang pemilik kehidupan, lalu apa bekal kita ketika kita berpulang?
Saya menikmati proses pembelajaran ini, dibarengi dengan sahabat-sahabat yang satu visi, saya diajak, dilibatkan dan dibentuk menjadi pribadi yang bukan hanya "bar-bar" mengejar dunia, tetapi juga "bar-bar" mengejar akhirat.

Tidak mudah diawal, karena saya terlalu lama ada di lingkaran kehidupan yang sangat "money oriented", segalanya harus ada hitungan, segalanya harus ada timbal balik dalam bentuk keuntungan. Siklus hidup saya dulu adalah cari prospek, jualan, kejar, cuan. Malam jadi pagi, pagi jadi malam, apapun dilakukan demi bisa dapat proyek. Dan saya sadari semua itu membentuk saya menjadi pribadi yang mata duitan, apa-apa maunya untung, apa-apa maunya duit. Tetapi ada titik saya menyadari bahwa orientasi saya keliru, saya terlalu bernafsu dengan dunia sehingga lupa diri, bahwa suatu saat bisa saja saya mati. Dan ketika mati, apakah saya mati dalam keadaan muslim yang taat?

Mukzizat itu Nyata, dan Mukzizat itu Dekat.

Dari buku Kisah Para Nabi: Sejarah Lengkap Kehidupan Para Nabi Sejak Adam hingga Isa (2017) oleh Ibnu Katsir, saya memahami dan memaknai kisah Siti Hajar Siti Hajar dan Nabi Ismail. Ketika Nabi Ismail kecil, ayahnya Nabi Ibrahim mengajak istinya Siti Hajar dan Ismail kecil untuk berpindah ke gurun pasir yang tandus.

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Nabi Ibrahim mendapat amanah dari Allah SWT untuk membawa Siti Hajar dan Ismail yang masih bayi ke tempat yang asing di As-Sham, dekat Baitullah. Kemudian Allah SWT menyuruh Nabi Ibrahim agar meninggalkan Siti Hajar dan Ismail. Meski ujian tersebut berat, Nabi Ibrahim tetap sabar dan berbaik sangka pada Allah SWT.

Setelah sampai di tengah padang pasir, Nabi Ibrahim melepas Siti Hajar dan Ismail tanpa bekal yang cukup. Ketika perbekalan Siti Hajar habis, air susunya pun kering sehingga Ismail tidak berhenti menangis karena kelaparan dan kehausan sambil sesekali kakinya menendang-nendang. Siti Hajar pun segera mencari pertolongan. Ia berlari kecil di atas Bukit Shafa sambil berharap ada seseorang yang mau membantunya. Ia juga mendaki Bukit Marwah dengan tujuan sama mencari bantuan. Berulang kali Siti Hajar bolak-balik berlari dari Bukit Shafa ke Marwah sebanyak 7 kali. Sampai akhirnya ia mendengar seperti ada suara air mengalir di bawah kaki putranya Ismail.

Siti Hajar segera mendekati Ismail dan melihat ada air deras dan jernih yang keluar dari dalam tanah yang tandus. Ia segera membasahi tanah dengan sedikit air untuk dijadikan mangkuk atau wadah air. Air tersebut mulai memenuhi isi wadah dan Siti Hajar berkata zam...zam...zam... yang berarti banyak, melimpah-ruah. Sumber mata air zam-zam itulah yang menjadi bukti pertolongan Allah SWT kepada Siti Hajar dan Nabi Ismail.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun