Baik tokoh asli maupun pemeran dalam film ini memiliki kesamaan, yaitu memiliki bola mata yang besar dan cara menatap yang sangat firm. Ya, bahkan di tokoh aslinya, dari video yang saya lihat, betapa kekuatan menatap Lizzy ini memberikan pengaruh yang begitu kuat. Ini yang menurut saya sangat lemah di Indonesia. Budaya eye to eye level ketika berbicara dianggap kurang sopan, terlebih jika berbicara dengan orang yang lebih tua atau lebih hebat dari kita. Padahal, keyakinan diri, seberapa kita percaya diri dan kredibilitas diri diwakilkan oleh sinaran mata kita. Lizzy, mampu dan berhasil menggunakan potensi ini.
3. Connecting Power.
Ketika perusahaannya mulai diawasi, dikupas dan dicari titik lemahnya, Lizzy dengan sangat pandai membangun jaringan melalui anggotan dewannya, ia mendekati petinggi Wall Street Journal untuk tidak mempublikasikan artikel yang ditulis salah satu wartawannya. Ia bahkan mampu membuat seorang veteran perang yang dihormati George Shultz harus mengusir cucunya karena berbeda opini tentang cara kerja lab Theranos. George Shultz meminta cucunya Tyler Shultz untuk meminta maaf secara terbuka karena meragukan produk Theranos dan membuat laporan palsu.
Kemampuan Lizzy dalam melobby, merangkul dan meminta para senior dewan untuk masuk dilingkaran pengaruhnya menjadi bukti bahwa ia memiliki kemampuan yang lebih dari sekedar High Tech. Bahkan bisa dikatakan produk Theranos yaitu Edison adalah produk yang gagal. Tetapi kemampuan Elizabeth Holmes tidak, ia berhasil dan bahkan unggul.
Nah, jika kita kembali ke topik awal, bahwa di Indonesia banyak Start Up yang sedang kesulitan dan banyak ditinggal investor, mungkin memang trend yang terjadi seperti itu, tetapi saya sangat yakin, Start Up masih memiliki kesempatan untuk re-born, mereka adalah perusahaan yang memiliki orang-orang seperti Elizabeth Holmes. Ambisius, fokus dan berani melawan arus.Â
Terlepas dari tindakannya yang menipu dan merugikan banyak pihak, disini saya tidak berupaya menyambungkan kasus yang dihadapi Elizabeth dan hukuman yang diterimanya, dengan situasi yang terjadi saat ini di Insonesia. Saya menganggumi dia karena kemampuannya dalam menciptakan karisma diri, meskipun masih sangat muda, tapi ia terlihat sangat matang.
DO OR DO NOT, THERE IS NO TRYÂ - Yoda
Salam,
DW
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H