Mohon tunggu...
DW
DW Mohon Tunggu... Freelancer - Melihat, Mendengar, Merasa dan Mencoba

Setiap Waktu adalah Proses Belajar, Semua Orang adalah Guru, Setiap Tempat adalah Sekolah

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Anda Memimpin Milenial? Lakukan 3 Hal Ini

2 Maret 2022   09:38 Diperbarui: 3 Maret 2022   12:48 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Banyak karyawan yang keluar dari perusahaan bukan karena tidak cocok dengan perusahaan, tetapi karena tidak cocok dengan gaya kepemimpinan bosnya"

Bayangkan jika penyebab turn over perusahaan karena inkompeten leadernya?


Perusahaan itu gagal di pasar bukan karena tidak bisa bersaing secara produk, tetapi karena people-nya come and go, yang membuat tidak ada satu orang pun dari perusahaan itu yang "ahli" di market. Dan bisa lebih parah, reputasi perusahaan akan hancur bukan karena produknya, tapi karena budaya perusahaannya yang tidak sehat.

Tulisan ini lanjutan dari tulisan saya sebelumnya, yang berjudul Anda Memimpin Milenial, Hindari 3 Hal ini. 

So, bagi anda pemimpin yang memimpin milenial untuk bisa lebih optimal memimpin tim milenial anda, mulailah lakukan 3 hal ini:

1. Berkomunikasilah Seperti Mereka.

They are human being, maka komunikasi lah 2 arah. Ada saatnya memberikan instruksi, ada saatnya diskusi. Jangan membombardir mereka dengan instruksi yang tidak ada habisnya, melalui WA, melalui email dll. Mereka memang gadget addict yang terbiasa dengan layar Smart Phone atau Laptop, tapi kehadiran anda haruslah mengisi humanity mereka.

Dengan diskusi mereka lebih "menangkap" tujuan dari pekerjaan yang anda tugaskan.

Ketika mereka memahami tujuan dari apa yang mereka lakukan, mereka bisa berimprovisasi dan bahkan outputnya bisa lebih bagus dan baik.

2.  Akomidir ide dan masukan mereka.

"Masa gitu aja gak bisa, atau koq ide mu norak gitu sih.."
Haram menjustifikasi apapun masukan mereka. Proses pemecahan masalah di setiap orang berbeda, syaraf-syaraf otak setiap orang memiliki "informasi" yang tidak sama, tergatung apa yang dibaca, dilihat, dirasa dan dialami. Jadi jangan buru-buru "bunuh" ide dan masukan mereka.

Saya berikan contoh, adalah Arfian Fuandi dan Arie Kurniawan, 2 kakak beradik lulusan SLTA asal Salatiga yang memenangkan desain Jet Engine Bracket dari General Electric dan mampu mengalahkan puluhan insiyur dunia. Mereka tidak ada latar belakang insiyur, tidak juga lulusan oxford, tapi mereka memiliki cara berpikir dan menganalisa sebuah problem dengan cara yang berbeda dibandingkan para insiyur dunia. 2 Kakak beradik ini memiliki hobby membaca, menonton channel youtube design grafis dan tertarik dengan matematika.

Berkat kemenangan itu, kini kakak beradik ini memiliki bisnis jasa design dunia, dimana klien mereka kebanyakan perusahaan internasional.

Jadi, siapapun orang dalam tim anda, mereka memiliki "harta karun" yang tersimpan, tugas anda dengarkan, fasilitasi dan jangan anggap remeh mereka.

3. Mereka Bekerja dengan Anda, bukan Bekerja untuk Anda.

Dari hasil diskusi beberapa karyawan yang memilih keluar daripada capek mental dengan bosnya, saya menangkap signal bahwa kegagalan terbesar para bos itu adalah cara mereka memposisikan timnya.

Bos itu merasa bahwa mereka memberikan makan gratis ke timnya. Para bos yang congak ini merasa milenial ini numpang hidup, terima bayaran, dan tidak bisa mengikuti maunya mereka.

Budaya kolonial ini sudah jadul. Pahami bahwa orang-orang itu adalah tim. Bukan suruhan!. Mereka punya masa depan, tanpa harus bekerja dengan anda.

Gandeng mereka, jalan bersama, selesaikan perjalanan dengan bersama-sama.

Mereka adalah support system yang pasti akan memberhasilkan anda, dan bukankah selayaknya juga anda menjadi support system bagi mereka?

Tanyakan dalam diri anda, apa yang sudah anda lakukan untuk mereka?

Karena keberhasilan anda bukanlah untuk anda seorang.

Semoga Bermafaat,

DW

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun