Mulai belajar memetakan kebutuhan pasar, mulai dari lingkup terkecil anda, keluarga suami/ istri dan komunitas. Sebar produk jika memungkinkan, minta kesan dan kritik mereka, jangan anti pada kritikan, selalu tanamkan semua orang itu penting. Jangan remehkan masukan dari konsumen.
Jika terjadi penjualan, rawat konsumen anda, tanya kembali apa yang anda bisa bantu untuk mereka. Jangan lelah untuk meminta feedback dari pembeli. Dan jangan jumawa dengan hasil produk anda, merasa bahwa masakan anda sudah paling enak, dan masukan konsumen anda anggap sebagai "nyiyiran". Meskipun kurang sreg dengan masukannya, ucapkan terima kasih karena sudah perhatian terhadap produk anda.
Juallah apa yang pembeli ingin beli.
Menjual apa yang pembeli ingin beli bukan berarti anda mengetahui isi kepalanya dan kemudian menyiapkan barang yang ia mau, bukan, bukan seperti itu.
Menjual apa yang pembeli ingin beli, berarti melakukan penjualan dengan cara yang pembeli inginkan. Bagaimana mereka ingin diperlakukan, bagaimana pembeli ingin produk yang mereka beli bisa tiba tepat waktu. Dan memberikan rasa kebahagian bagi pembeli.
Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa pembeli adalah raja, karena setiap keputusannya menentukan keberlangsungan usaha anda. Penting sekali mendapatkan masukan dari mereka, jika mereka suka dengan produk anda, tanya apa yang bisa anda lakukan untuk bisa meningkatkan kualitas produk anda. Pasti pembeli akan dengan senang hati memberikan masukan karena mereka merasa dilibatkan.
Melibatkan pembeli dalam setiap proses improvement produk akan membangun engagement yang kuat. Pembeli merasa berarti, ia akan merasa bahagia karena menjadi orang penting.
Selamat mencoba,
@deddywijaya57
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H