Mohon tunggu...
DW
DW Mohon Tunggu... Freelancer - Melihat, Mendengar, Merasa dan Mencoba

Setiap Waktu adalah Proses Belajar, Semua Orang adalah Guru, Setiap Tempat adalah Sekolah

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mencari Kesibukan yang Hanya Sibuk

4 April 2020   13:40 Diperbarui: 4 April 2020   13:48 685
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Bosan ah di rumah terus, begini-begini aja.. Kita cari kesibukan yuk.."
"Ayo kita ngumpul yuk cari ide.. "
"Hayu, habis ba'da isya yaa.."

Biasanya inilah awal pembicaraan antar tetangga ketika terjebak di kondisi WFH.

Lalu disepakatilah ngumpul, cari tempat yang pas, akhirnya jadilah di salah satu teras rumah tetangga yang kebetulan istrinya menjual jajanan anak-anak dan kopi instan. Lalu ngumpul lah 2 orang, 3 orang dan lama-lama 6 orang.

Melihat orang yang semakin banyak, pemiliki rumah berinisiatif menerapkan prosedur jaga jarak dan tanpa salaman. Masing-masing orang duduk berjauhan, dan wajib cuci tangan :)

Ketika mulai kumpul, pemilik rumah menawarkan minum.. "Bapak-bapak, Kopi atau Teh?".. "Kopi saja Pak", serentak jawabannya sama.
Lalu sang pemilik rumah meminta istrinya menyajikan 7 kopi panas. Tentu saja yang keluar bukan hanya kopi panas, tapi ada teman cemilannya, gorengan dan snack, plus rokok pemilik rumah yang masih tersegel utuh.

"Ayo bapak-bapak, kopinya diminum, nih ada cemilan.. hayoo ini rokoknya.." Basa-basi pemilik rumah yang berusaha membuat tamu-tamunya nyaman.

Kemudian terjadilah obrolan, mulai dari yang ringan, misalnya berita terkini tentang corona.

"Perumahan A sdh ada yang kena lho..duh kapan ya suasana normal.."

"Artis A katanya bebas, wah bisa begitu ya.. "

Begitu aja diskusi mengalir tanpa ada yang ada topik dan cenderung ngalur ngidul, dan setiap satu orang memulai pembicaraan lalu yang lain bersautan, terkadang ada unsur humornya, unsur saling mengejek, ya seruu memang.. 

3 jam berlalu.. apakah ada hasil diskusi yang bermanfaat? Apa kesimpulannya, kesibukan apa yang mau dijalankan?

Tidak ada.. yang ada cuma ngomongin orang lain, ngomongin tetangga, istri orang, mobil orang, dan lain-lain..

Memang saat ngumpul dan bercanda bisa menghilangkan kejenuhan, tetapi setelah ngumpul koq ya makin jenuh ya?

Saya suka mengamati orang, saya tertarik dan senang mempelajari karakter orang, itulah mengapa saya lebih senang memperhatikan gaya orang bicara, tatapan mereka ketika mereka bercerita, sampai gesture berjalan mereka. 

Kebanyakan teman-teman yang mengalami WFH pun saat ini sedang bingung. Mau cari pendapatan lain, tapi gak tau caranya. Mau buat usaha tapi bingung modal dan usaha apa?

Intinya mereka pun sama, sama-sama bingung. Jadi jika brainstorming dengan teman-teman tetangga yang notabene mereka adalah karyawan yang di WFH-kan saya jamin idenya belum matang dan masih sangat mentah.

Jadi di saat WFH seperti ini, mencari kesibukan harus pilih-pilih lawan bicara, anda harus hemat ide anda, hemat waktu anda.
Harus mencari lawan yang memiliki sense of business yang kuat, memahami apa yang market butuhkan. Bukan hanya pepesan-kosong.

Menariknya adalah, orang-orang yang punya ide bisnis kuat, punya channeling yang kuat, umumnya tidak suka diajak ngumpul-ngumpul, mereka lebih senang bekerja dengan senyap, tidak berisik apalagi sudah rame berisik pula.

Kalau mencari kesibukan dengan ajakan ngumpul-ngumpul.. waah lama-lama anda akan terjebak dikondisi "kalau diajak gak datang gak enak.."

Kelemahan orang Indonesia yang budaya basa-basinya kuat adalah 'Gak Enak-an'.

Gak enak ah.. nanti dibilang sombong..
Gak enak ah.. nanti kita dibicarakan kalau gak ikut hadir..

Ya terus aja begitu, selesai WFH anda akan terlatih dan menjadi ahli, ahli ngerumpi.

#catatan diri

DW

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun