Menggali Keburuan Sendiri ala Mas HS
Mas HS, kalau tidak salah usianya 24 tahun, masih muda, penuh dengan potensi, namun harus merasakan ulahnya yang berbuntut panjang. Ucapannya yang viral, yang mengancam kepala negara, telah membuat masa depan Mas HS gelap. Ia terancam jerat pasal makar dengan ancaman hukuman 20 tahun, bahkan bisa jadi dia terjerat pasal pengamcaman simbol negara denga hukuman mati.Â
Bisa dikatakan dia membuat kuburan untuk dirinya sendiri. Jika pun (meskipun sulit) ia bisa bebas, saya jamin tidak akan ada perusahaan yang mau mempekerjakannya. Ada pertanyaan besar dikepala saya, apa sih yang membuat dia bicara seperti itu? Apakah dia tidak berpikir ucapannya itu tidak pantas sama sekali? Di video saat penangkapan dirinya, dia mengaku salah dan terbawa emosi ketika mengatakan itu.Â
Emosi seperti apa yang membuat dia merasa layak bicara seperti itu? Saya sangat yakin, karena ada dorongan dari luar dirinya, ia merasa ada dibarisan yang sama, ada di komunitas yang sama, dan ada contoh yang dia lihat.Â
Bisa jadi ada pendemo yang berkata kasar yang dia lihat, lantas dia jadikan sebuah acuan bahwa dia pun bebas untuk bicara apa saja. Ibarat telur, kehidupannya telah berakhir karena dipecahkan oleh pengaruh dari luar.
Kita diberikan pilihan dalam setiap apapun yang kita lakukan, kita mau terbawa emosi, atau kita mau menghindari emosi. Emosi adalah bentuk ekspresi atas situasi dan keadaan, bagi Manchester City, mereka mampu merubah emosi mereka menjadi kekuatan dalam diri. Emosi itu diolah menjadi sebuah tujuan (goal) yang terarah. Sedangkan Mas HS, ia berhasil dikuasai emosi, emosi itu semakin menjadi ketika ada dilingkungan yang sama, ia merasa "aman" karena emosi itu di aminkan orang lain.
Saya beruntung mendapat pelajaran berharga ini, saya beruntung bisa memetik hikmah dari 2 kejadian ini, ada pembelajaran yang bisa saya terapkan dikeluarga saya, bahwa sangat penting untuk memiliki emosi internal yang terarah. Berkumpul dengan komunitas yang tepat, dan memiliki pegangan hidup yang kuat (iman), sehingga percaya akan kekuatan diri.
Semoga bermanfaat,Â
Salam
DW
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H