Mohon tunggu...
DW
DW Mohon Tunggu... Freelancer - Melihat, Mendengar, Merasa dan Mencoba

Setiap Waktu adalah Proses Belajar, Semua Orang adalah Guru, Setiap Tempat adalah Sekolah

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Anda adalah "Harga" yang Anda Labelkan

25 April 2018   09:45 Diperbarui: 25 April 2018   09:59 553
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Percayakah anda bahwa didunia ini ada sebuah jam tangan yang harganya lebih dari 11 miliar rupiah?

Apakah ada "orang gila" yang rela mengeluarkan uang demi jam tangan itu? Apa sih bedanya dengan jam tangan lainnya? Apakah jumlah jamnya lebih banyak? apakah menitnya lebih banyak? Tidak.. jam itu sama dengan dengan jam kebanyakan, hanya saja jam itu mempunyai "nilai" yang disebut dengan value.

Setiap orang memiliki persepsi berbeda terhadap value dari sebuah barang, ada kalangan jetset yang melihat value itu sebagai prestige (lifestyle), ada juga kalangan kebanyakan (seperti saya) melihat value itu sebagai harga. Harga atas apa yang kita kita terima dari pekerjaan yang kita lakukan. 

Hal yang sama jika dianalogikan ke diri kita, ya semua dari kita memiliki value, yang sering sekali kita buat value kita seharga "gaji bulanan".

Seorang manager diperusahaan menengah memiliki value sekitar 15 juta perbulan, seorang staff perbankan memiliki value sekitar 8 jutaan sebulan..

Mereka dan saya, datang pagi pulang malam demi mendapatkan value itu. Seolah memang itulah harga kita..

Ironi memang, ketika perusahaan selalu menuntut produktivitas, meminta karyawannya memberikan value dengan alasan kontribusi atas apa yang kita terima, padahal kita tau persis bahwa apa yang akan terima diakhir bulan adalah sebesar apa yang dilabelkan ke kita. Kita tidak kuasa meminta lebih, kita ikuti aturan perusahaan, kita rela memberikan jam kerja yang lebih banyak walaupun (dan selalu) kita tahu tidak akan mengubah pendapatan kita. 

Lalu bagaimana kita keluar dari lingkaran itu? bagaimana kita meningkatkan value kita?

Satu-satunya cara adalah kita yang menetapkan "harga" atas diri kita adalah dengan upaya membangun kapabilitas kita, meng-upgrade diri dengan hal baru, belajar tentang apa yang sedang hit dimarket. Dan aplikasikan dalam pekerjaan, kita berikan ide, masukan, saran agar perusahaan melihat bahwa kita mempunyai value lebih. 

Wah itu semua sudah dilakukan tapi harga kita sama saja, gak naik-naik..

Mungkin ini adalah saatnya anda menantang diri untuk berani keluar dari lingkaran anda, cari tahu apa keterampilan yang anda mampu andalkan untuk mencari penghidupan, apa skill anda yang bisa anda jual.. 

Percayalah, kita memiliki harga yang jauh lebih mahal dari apa yang kita terima saat ini. Kita tidak akan pernah tahu harga kita kalau kita tidak berupaya menjual diri kita. KIta tidak bisa meminta perusahaan tiba-tiba mengevaluasi gaji dan menaikan posisi kita, yang bisa kita lakukan buktikan saja bahwa ada perusahaan lain yang bersedia memberikan harga sesuai value kita

Semoga bermanfaat, 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun