Mohon tunggu...
DW
DW Mohon Tunggu... Freelancer - Melihat, Mendengar, Merasa dan Mencoba

Setiap Waktu adalah Proses Belajar, Semua Orang adalah Guru, Setiap Tempat adalah Sekolah

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Jangan Jadikan Pekerjaan Anda Menjadi "Sumber Penyakit" Anda

20 Februari 2018   11:48 Diperbarui: 20 Februari 2018   14:39 476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mungkin tidak sedikit dari Sahabat Pembaca yang tidak setuju dengan judul tulisan saya ini, dan memang sebaiknya pekerjaan itu membawa berkah dan penghidupan bukan sebaliknya. 

Tapi sadarkah kita bahwa waktu yang kita habiskan dipekerjaan kita jauh lebih banyak dari waktu yang kita habiskan untuk kehidupan keluarga dan pribadi kita. Tidak sedikit dari kita yang bahkan merelakan waktu liburnya untuk mengurusi urusan pekerjaan.. (betull apa betulll).. 

Ya inilah dilema sebagai seorang pekerja, telebih jika perusahaan anda menetapkan target yang menantang pada tahun ini. 

"Pusing..!! Stress.. maunya apa sih nih perusahaann"..sedikit dari omelan yang mungkin keluar dari mulut kita.
"Alamak ini bos koq rese amat sih"... "koq ribet banget sih jadi bos"..kalimat yang mungkin tanpa kita sadari kita keluarkan didepan pasangan kita ketika di hari minggu ada pesan WA yang masuk ke HP anda.. Dan pasangan anda pun bingung, kasihan dan merasa iba dengan kita. 

Jangan kuatir, anda dan saya bukan satu-satunya orang yang merasakan hal yang sama, 50% dari pekerja di Indonesia merasakan hal yang sama. Bahkan sebuah survey dari Human Resource Solution TinyPulse menyebutkan bahwa hanya 28% pekerja di Asia Pasifik yang merasa bahagia ditempat kerja mereka, artinya sisanya (62%) merasakan tertekan, unhappy,stress dll.

Jika ditelaah, banyak faktor pemicu, salah satunya adalah hubungan dengan rekan kerja khususnya bos. Kebanyakan bos khususnya di Indonesia hanya bisa "meminta" tanpa memahami situasi anak buahnya, bos tidak mau bahkan tidak mau tahu sama sekali apa yang menjadi kendala anak buahnya. Ketika mereka mengirim WA ke anak buahnya, ia memposisikan anak buahnya duduk dengan manis, bisa menjawab cepat, memberikan respon yang sama cepatnya, yang para bos tidak tahu adalah sedang apakah anak buahnya ketika menerima WA? 

Akan sangat menarik jika membahas tentang karakteristik bos yang meribetkan hidup anak buah, bahkan perlu 3 hari mungkin untuk bisa menceritakannya secara gamblang.. Tapi sadarkah kita bahwa pilihannya bukan ada di Bos tetapi ada di Anda. Anda tidak bisa mengganti bos anda, yang anda bisa lakukan adalah mengganti pekerjaan anda.

Manusia sejatinya adalah mahluk energi, kita akan memancarkan energi sesuai dengan kondisi hati kita. Ketika kita merasa tidak nyaman dengan pekerjaan kita, maka aura wajah, gerak tubuh dan ekpresi muka akan terbaca jelas, orang akan melihat apa yang kita rasakan. Kita tidak bisa bohongi situasi hati.. Maka, jangan kita paksakan apa yang menjadi suara hati kita, karena jika kita paksakan kita akan menanam penyakit dalam tubuh kita. Energi negatif, sumpah serapah, omelan dll akan kembali ke kita, mengendap menjadi benih penyakit. Ditambah dengan situasi stress yang tercipta membuat metabolisme tubuh anda lemah, benih itu akan membesar dan mengerogoti anda. 

Kehidupan kita haruslah memberikan manfaat bagi orang terdekat khususnya pasangan kita, lantas apa yang coba anda berikan kepada pasangan jika hanya stress dan amarah yang ada bawa ke rumah? Beban pekerjaan sering membuat anda lupa batasan mana kantor mana rumah. 

Jangan habiskan waktu anda untuk melakukan pekerjaan yang membuat anda dimasa depan penyakitan.. carilah kehidupan yang lebih layak menurut anda.. Jika masalah anda dengan bos anda, maka inilah saat yang tepat untuk membuktikan apakah bos itu memang Superman yang bisa melakukan semua pekerjaan sendiri? 

Carilah tempat yang bisa menghargai kontribusi anda, karena terlalu mahal harganya jika anda memaksakan diri anda terjebak oleh situasi yang pada akhirnya membuat anda terkapar. Dan jika anda sudah terkapar karena penyakit, apa yang akan dilakukan perusahaan? mudah cari saja pengganti anda.

Semoga bermanfaat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun