Mohon tunggu...
Dedy Helsyanto
Dedy Helsyanto Mohon Tunggu... Konsultan - Peneliti

@dedy_helsyanto

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Pencalonan Marshel Widianto adalah Komedi

25 Juni 2024   12:03 Diperbarui: 28 Juni 2024   00:12 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Partai Gerindra besutan Prabowo Subianto melalui DPC Tangerang Selatan (Tangsel) telah mengumumkan bahwa Komika, Marshel Widianto akan diusung menjadi Calon Wakil Walikota Tangsel pada Pilkada nanti. Pencalonan Marshel pun menuai pro dan kontra. Dari kalangan selibritis seperti Nikita Mirzani melakukan penolakan terhadap pencalonan Marshel. 

Adapun beberapa artis merasa tak nyaman dengan perilaku dan karakter Marshel dalam dunia profesi mulai dari Irfan Hakim, Denny Cagur hingga Desta. Ditambah lagi Pengamat Kebijakan Publik, Gigin Praginanto menilai langkah Gerindra ini menyedihkan karena tanpa mempertimbangkan kualitas dan kapabilitas yang memadai.

Meski begitu, Gerindra mengatakan pencalonan Marshel sebagai Wakil Walikota Tangsel didasari beberapa pertimbangan strategis. Disebutkan juga bahwa Marshel memiliki popularitas dan pengaruh yang signifikan di kalangan generasi muda. Sekretatis DPC Gerindra Tangsel, Yudi Budi Wibowo menambahkan bahwa pengusungan Marshel ini berkaitan dengan bonus demografi Indonesia pada tahun 2045.

Sebelum melihat pertimbangan strategis, coba kita mengukur klaim bahwa Marshel memiliki popularitas dan pengaruh yang signifikan di kalangan generasi muda. Berbicara popularitas, pada lingkup komika, Marshel justru kalah populer. Sedikitnya ada lima komika yang punya pengikut di Instagram lebih banyak ketimbang Marshel, seperti Raditya Dika dengan 20 juta lebih pengikut, kemudian Bintang Emon dengan 6 juta pengikut, ada juga Arafah Rianti dengan 3,7 juta pengikut, kemudian Ernest Prakarsa dengan 2,2 juta pengikut dan Kiky Saputri dengan 3,2 juta pengikut. 

Kemudian Marshel disebut memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kaum muda. Entah apa isu yang pernah disuarakan Marshel untuk memberdayakan kaum muda, misalnya dengan mengkritik kebijakan pemerintah yang tak berpihak kepada kaum muda. 

Sekali lagi, nama Marshel pun tidak lebih menonjol dibanding komika lainnya, seperti Panji Pragiwaksono, Bintang Emon, Ernest Prakasa dan komika lainnya yang getol mengkritik pemerintah beberapa tahun belakangan ini. Sebaliknya, seperti diberitakan Okezone.com, Marshel justru memilih kontroversi dengan sentimen negatif, yaitu pembelian konten onlyfans, menyindir etnis Rohingnya, tiba-tiba umumkan punya anak dan isu cerai.

Untuk pertimbangan strategis, pencalonan Marshel pun juga membingungkan, kenapa? Alasannya terdiri dari beberapa hal, diantaranya belajar dari pengalaman Pilkada Tangsel 2020, Gerindra dengan beberapa partai yaitu PDI-P, NasDem, PAN, HANURA dan PSI, Perindo, Partai Garuda dan Partai Berkarya yang mendukung Keponakan Prabowo yakni Saraswati Djojohadikusumo sebagai Calon Wakil Walikota dari Muhammad yang sebelumnya menjabat Sekretaris Daerah di Pemkot Tangsel, hanya berhasil mendapatkan suara 35,66% atau kalah dari petahana. 

Pasangan petahana yakni Benyamin Davne (sebelumnya Wakil Walikota Tangsel) dan Pilar Saga yang diusung Partai Golkar, PPP, Partai Gelora dan PBB berhasil memenangkan Pilkada dengan perolehan suara 40,95%. Kemudian pasangan Siti Nur Azizah yang merupakan Putri dari Wapres, Ma'ruf Amin yang berpasangan dengan Ruhamaben yang didukung Partai Demokrat, PKS, PKB dan PKP harus puas di posisi ketiga dengan total suara sebanyak 23,39%. 

Kapabilitas dan kualitas Marshel jika dibandingkan denga Saraswati dan Siti Nur Azizah juga nampak memiliki gap yang cukup besar, khususnya dari latar belakang pendidikan, artinya terlalu jauh pernyataan yang mengatakan pencalonan Marshel berkaitan dengan bonus demografi dan Indonesia Emas 2045.

Mesti diingat pada Pilkada Tangsel terdapat petahana Walikota Benyamin yang sebelumnya telah menjadi Wakil Walikota Airin selama 2 periode yang setelah itu berpasangan dengan Wakil Walikotanya yakni Pilar Saga. 

Pasangan ini disebut masih memiliki hubungan kerabat dengan Ratu Atut yang mempraktikan dinasti politik di Banten. Menjadi lebih berat lagi ketika diketahui pada tahun 2020 citra yang membentuk Benyamin Davnie selaku petahana terlihat positif yang dilihat dari kepuasan publik tinggi sekitar 85 persen terhadap kinerja pemerintahan Airin Rachmi-Benyamin Davnie (GATRA.com, 2020).

Dalam konteks pencalonan Marshel ini kita dapat mengutip Bourdieu yang mendefinisikan modal sosial sebagai keseluruhan sumberdaya baik yang aktual atau maya, yang berkumpul pada seorang individu atau kelompok karena memiliki jaringan tahan lama berupa hubungan timbal balik perkenalan dan pengakuan yang sedikit banyak terintitusionalisasikan (Bourdieu&Wacquant, 1992). Melihat paparan di atas dan apa yang dikatakan Bourdie tak berlebihan jika dikatakan pencalonan Marshel ini sebagai komedi. Dan tentu masyarakat Tangsel yang menginginkan perubahan mesti disodorkan nama pengganti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun