Mohon tunggu...
Dedy Helsyanto
Dedy Helsyanto Mohon Tunggu... Konsultan - Peneliti

@dedy_helsyanto

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Merdeka yang Lahir dari Jeruji Besi

16 Agustus 2010   19:38 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:58 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_228620" align="aligncenter" width="300" caption="Salah satu penjara yang pernah ditempati oleh Soekarno, yang ada di TA 01 berada di pojok kiri Blok Timur Penjara Sukamiskin"][/caption]

Apa benar besok kita merdeka?, ya bagi segelintir kaum yang memang merasa dirinya sudah merdeka. Mari kita berbicara Indonesia, apakah benar Indonesia sudah merdeka?. Keyakinan bukan karena hanya sebuah retorika dari rasa nasionalisme seremonial, aku mengatakan "Indonesia Belum Merdeka". Bentuk Imperialisme modern menghantui tiap jengkal tubuh Ibu Pertiwi, tiap nyawa sanubari generasi, sampai merdeka hari ini jadi rasa yang mati.

Merdeka bukan hanya diselembar kertas Proklamasi, Pendiri Negara sedari awal tidak berniat membentuk arti merdeka seperti ini. Paradigma merdeka hari ini dipelintir hanya untuk sekedar tradisi. Seperti para petani ubi yang gagal panen akibat digerogoti oleh tikus-tikus negeri yang mencari keuntungan sendiri-sendiri. Yang bila ketahuan takut dikurung dibalik jeruji besi.

Aku tertarik pada pemberian remisi untuk banyak napi, yang besok akan diberikan oleh pemimpin atau malah pemimpi di negeri ini. Napi yang keluar dari jeruji besi esok hari, bibirnya pun enggan berterimakasih pada para pemimpi yang doyan korupsi. Toh mereka menjalankan hukum yang tak adil di negeri ini. Penjara jadi momok buat para pemimpi(n) negeri ini, padahal dulu Proklamasi adalah buah pikir karya anak negeri dari kurungan besi-besi yang tidak manusiawi.

Indonesia menggugat, menuju Republik Indonesia, merupakan ujung tombak karya kemerdekaan dari anak negeri yang bernama Bung Karno dan Tan Malaka dari kurungan besi kaum kompeni. Entah berapa sakti mereka bertahan dibalik kekerasan yang tidak manusiawi, ditambah dukungan rendah diri dari semangat yang berapi-api yang turut diucapipejuang-pejuang dari luar kurungan besi.

Penjara mempunyai arti tersendiri dibalik Proklamasi Kemerdekaan inti, bertahun-tahun, berbulan-bulan, berhari-hari rumusan NKRI dibuat sampai menjadi harga mati. Aku melihat banyak arti dari kurungan jeruji besi yang tidak manusiawi itu, penjara telah mendidik putra putri Ibu Pertiwi mengerti arti Proklamasi kemerdekaan RI. Dibalik besi mereka dibakar, dipukul, ditempa seperti besi yang dibuat pedang untuk menghapuskan segala bentuk kolonialisme kompeni. Bentuk penjajahan berganti dengan kedaulatan, kemerdekaan Proklamasi dari jeruji besi membawa rasa nasionalisme untuk negeri tercinta ini. bagaimana kemerdekaan inti dari NKRI menjadi harga mati?

Di tengah hutan yang digerogoti, laut yang dikurasi, pendidikan yang dikebiri, ekonomi yang selalu rugi, kesehatan yang bikin mati, hukum yang tumpang tindih, sosial yang pilih-pilih, pekerjaan yang hanya temporary, ini semua yang buat NKRI akan bunuh diri. Wahai para pemimpi negeri buatlah penjara besi, masuklah kedalamnya untuk kembalikan jati diri Ibu Pertiwi, janganlah kau lari dengan alibi yang basi, kami generasi penerus akan menunggu mu sampai mati.

Pada saatnya kau keluar dari jeruji besi, ajari kami Proklamasi, jadikan NKRI harga mati, bisikan merdeka pada Ibu Pertiwi, dan kami akan berkobar-kobar seperti api. Dan nama mu kan terpatri disanubari tiap generasi. Merdeka...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun