Mohon tunggu...
Dedi Riswanto
Dedi Riswanto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hidup itu mengirup oksigen

Tidak ada sesuatupun yang lebih baik untuk dilakukan kecuali yang bermanfaat bagi orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi |Bahagia Yang Tertunda

19 November 2017   21:45 Diperbarui: 20 November 2017   10:51 1318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sinar rembulan telah redup, iringi kepergianmu..
Cahaya pelangi telah memudar, iringi senyuman terakhirmu..
Bintang malam pun ikut bersedih, saat aku kehilanganmu..

Senyuman indah yang terukir diwajahmu yang ayu, yang dengannya aku dapat memahami keindahan dunia, kini hanya tinggal bayangan..
Canda tawamu yang dulu selalu membuatku tegar dan bertahan arungi samudra kehidupan, kini hanya tinggal kenangan..

Kebahagiaan yang dulu kau berikan, kini tlah kau ganti dengan kesedihan, kehancuran, dan kekacawan, sehingga membuat hidupku kini hancur berantakan..

Kau meninggalkan aku dalam kesendirian ditengah gelapnya malam..
Kau pergi dengan membawa cinta dan kasih sayang yang ku impikan..
Aku begitu sakit kehilanganmu, kepergianmu dari hidupku telah menggoreskan beribu luka dihatiku.. Bagaikan kepanasan dihamparan  pasir putih yang luas dan tak berujung, lalu diterbangkan oleh badai topan, dan menenggelamkanku di dasar lautan, sehingga membuat tubuhku  hancur oleh terumbu-terumbu karang..

Alangkah sakit bila dirasakan..
Alangkah pedih bila dibayangkan..

Dan itupun belum seberapa sakit dan pedihnya bila dibandingkan betapa hancur dan perihnya hati ini saat kau tinggalkan tanpa alasan, disaat benih-benih itu tumbuh dengan suburnya dan mulai mengeluarkan bau harum yang semerbak mewangi...

Kini sudah tiada lagi yang bisa ku banggakan dalam hidupku, karna cinta, kasih, dan sayangmu adalah kebanggaan yang tak akan pernah ternilai harganya dalam hidupku..

Semenjak kehilanganmu dalam hidupku, aku merasa kini berada di tengah lingkaran,  
Puas sudah aku berkelana menyusuri tepian jalan, dengan harapan bisa menjauh dari rasa kegundahan, tapi semakin aku melangkah untuk menjauh, semakit aku merasa dekat dengan hal itu..

Meskipun pedih dan perih rasa ini, tetap saja aku tak bisa melupakan mu,.
Sering dalam tangis aku bersyukur,  "aku pernah menjadi orang penting dalam hidupmu, setidaknya walaupun rasa itu hanya sekejap, akupun beruntung pernah merasakan cinta dan belaian kasih sayangmu"

Tuhan,,, kutitip dia dalam penjagaanmu, berikan selalu dia kebahagiaan, dan semoga engkau mempertemukan dia dengan jodoh terbaik yang tidak sepertiku, aku menyanginya tuhan....

Namamu akan slalu ada di hati ini.
(Yourisinau)

Deddy.riswanto97@gmail.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun