Optimisme tersebut kemudian menjalar menjadi kepercayaan diri dalam mengambil keputusan, yakni menurunkan skuat muda ke Piala AFF 2024.
Memang isu rencana menurunkan skuat muda ke Piala AFF 2024 atau yang sekarang rebranding menjadi Piala ASEAN (ASEAN Mitsubishi Electric Championship) ini sudah berembus sejak Timnas U19 Indonesia juara Piala AFF U19 2024.
Ada kepercayaan diri bahwa pemain muda kita punya potensi bagus untuk mendapat kepercayaan bermain di Piala AFF 2024 (senior). Apalagi, seperti yang kita tahu, Piala AFF tidak pernah digelar dalam kalender FIFA, maka rasanya sulit untuk memanggil pemain-pemain senior andalan klub BRI Liga 1. Kondisi mereka sama seperti pemain keturunan yang sudah mendapat tempat di klubnya masing-masing, minimal masuk daftar susunan pemain (DSP) tim utama.
Hingga kemudian, tim yang diturunkan adalah U22 karena dipersiapkan untuk menghadapi SEA Games 2025 Thailand. Keputusan ini cukup masuk akal karena berkorelasi dengan regulasi PSSI yang mewajibkan tiap klub Liga 1 memainkan pemain kategori U22 untuk bermain minimal 45 menit.
Imbas dari regulasi ini, kita bisa melihat nama-nama yang sebelumnya tak terlalu populer, karena mereka memang sudah tidak berada di kategori U19 namun juga lebih muda dari kategori U23 seperti yang menuntaskan Piala Asia U23 2024.
Achmad Maulana Syarif, Mikael Tata, dan Rivaldo Pakpahan menjadi yang lolos ke skuat resmi Timnas Indonesia di Piala AFF 2024. Mereka membaur dengan pemain-pemain yang pernah dipanggil Shin Tae yong di timnas U20, U23, maupun Indra Sjafri di timnas kelompok umur.
Tentu, ada positif dan negatifnya ketika pemain-pemain muda ini memperkuat Timnas Indonesia senior di Piala AFF 2024. Sisi positif yang pertama, regulasi U22 PSSI ada implementasinya ke timnas--senior pula.
Kedua, Indonesia melalui awalan lebih dulu dalam menyiapkan skuat untuk SEA Games 2025 Thailand. Ya, skuat U22 ini akan menjadi kerangka SEA Games 2025. Kemudian, Kualifikasi Piala Asia U23 2026, dan Asian Games 2026 Aichi-Nagoya Jepang.
Artinya, akan ada banyak turnamen yang perlu dihadapi tim U23. Maka, perlu juga untuk disiapkan sesegera mungkin jika memungkinkan.
Sisi positif ketiga adalah kesempatan pemain muda untuk membangun pengalaman internasional tanpa beban berlebih. Ya, jika mereka bermain di turnamen yang sesuai dengan kategori umurnya, maka ada tekanan alias target.
Sedangkan, jika mereka bermain di Piala AFF senior, maka tuntutannya tidak besar karena seyogyanya mereka dimaklumi oleh publik. Ya, publik, bukan federasi dan apalagi pelatih, karena mereka pasti lebih paham mengenai aspek psikologis pemain daripada publik yang terkadang terjebak dengan hasil; yang penting menang.
Sisi positif keempat yaitu referensi pemain untuk pelatih. Shin Tae yong dan pelatih pada umumnya cenderung akan menggunakan jasa pemain yang sudah memahami apa yang dibutuhkan pelatih.